General

4 Ramalan Fahri Hamzah: Dari Jokowi Gagal Sampai Ormas Bubar

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dikenal sebagai sosok politisi kritis dan kerap melancarkan kritikan-kritikan pedas terhadap pemerintah. Tak jarang juga Fahri meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang, terutama soal masa depan bangsa.

Bahkan, baru-baru ini, sosok yang karib disapa Bung Mantap itu meramalkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan gagal sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Lewat akun Twitter pribadinya, Fahri pun membeberkan sejumlah alasannya.

Ternyata tak hanya itu saja. Jauh sebelumnya, Fahri sudah sering meramal banyak hal terkait kondisi politik di Indonesia. Penasaran kan, guys? Yuk, simak sejumlah ramalan yang pernah diungkapkan Fahri.

Fahri Ramal Jokowi Gagal Nyapres di 2019

Soal ramalan kegagalan calon petahana Jokowi untuk kembali menjadi presiden di Pilpres 2019 mendatang, Fahri pun membeberkan setidaknya empat alasan. Lewat cuitan di akun Twitter-nya @FahriHamzah, Fahri mengungkapkan hal itu.

“Ijin Malam2 menulis kembali alasan ke-3 kenapa incumbent pak #JokowiGagalNyapres. Alasan pertama karena kebanyakan #Janji2Jokowi yg tak ditepati dan yang ke-2 adalah karena ulah #RelawanJokowi yg bikin masalah,” kicau Fahri, Senin, 7 Mei.

Baca Juga: Tiga Alasan Fahri Hamzah Dukung Anis Matta Jadi Capres 2019

“Alasan ketiga adalah #KonflikParpol yang mendukung Jokowi. Sebab, tidak bisa dihindari fakta bahwa di atas kertas memang yang menjadi koalisi jokowi memang paling banyak. Parpol yang masuk kabinet ada 7 dan tidak termasuk partai relawan,” lanjut Fahri.

“Sekarang kita lanjutkan alasan ke-4 kenapa presiden incumbent #JokowiGagalNyapres adalah akibat terlalu banyak calon wakil presiden yang melamar. Ini alasan dan situasi yang paling pelik di hadapan jokowi yang dapat membuatnya tak dapat tiket.”

Ramalan Fahri soal Kejadian di 2018

Pada akhir 2017 lalu, Fahri juga meramalkan bahwa 2018 akan menjadi tahun politik yang panas. Hal itu diungkapkan Fahri juga lewat akun Twitter pribadinya.

“Tahun 2018 besok, ada banyak orang yang akan turun ke gelanggang melakukan kritik kepada pemerintah. Mungkin kemarin tiga tahun libur, karena sibuk atau menahan diri. Tapi tahun 2018 orang semuanya ingin jadi pemain, mereka akan ambil bagian,” tulis Fahri pada 31 Desember 2017.

Fahri mengungkapkan bahwa tahun 2018 merupakan tahun politik. Di 2018 sendiri ada Pilkada Serentak 2018, lalu pada 2019 semua pemimpin nasional dipilih bersamaan, mulai dari DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden.

“Presiden dan kita semua tidak bisa lagi bicara hentikan keributan, tahun 2018 adalah tahun ribut, suka atau tidak. Semua negara demokrasi yang ada proses pemilu luber JURDIL gitu,” ujarnya.

Baca Juga: Berantem Terus, Bagaimana Asal Mula Konflik Fahri Hamzah dan PKS?

“Jadi kalau nanti banyak yg kritik pemerintah ya terimalah. Itu konsekwensi berkuasa. Jangan khawatir,” ucapnya.

Fahri Meramal Banyak Ormas Dibubarkan

Tak hanya itu saja, jelang akhir 2017 lalu juga Fahri juga meramal jika nanti akan ada banyak ormas yang dibubarkan pemerintah.

Fahri mengatakan bahwa ormas yang berpotensi dibubarkan adalah ormas-ormas yang memiliki pandangan politik yang berseberangan dengan pemerintah.

“Saya ada dugaan, tahun depan itu akan banyak pembubaran ormas karena itu akan menyangkut suhu politik,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada 30 Oktober 2017.

“Ini ada palu godam di tangan presiden yang dibiarkan berjalan. Nanti kalau besok ada presiden lain yang bersikap lebih keras terhadap masyarakat, dia akan membubarkan banyak ormas dengan alat yang sama,” ucap Fahri merujuk pada pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti UU [Perppu] nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas menjadi undang-undang.

Menurut Fahri, UU Ormas di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jauh lebih beradab ketimbang UU Ormas hasil pengesahan Perppu.

“UU Ormas di zaman SBY jauh lebih beradab. Dimulai dari teguran, dialog, teguran 1, teguran 2, baru dibawa ke pengadilan untuk dipersidangkan biar ditonton rakyat,” kata Fahri.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Anis Matta: Belajar di Sekolah Katolik dan Pesantren Sampai Taklukkan Gadis Hungaria

“Kalau ormas tak bisa membela diri, terbukti melanggar asas-asas kepatutan, bubarin saja. Tapi tolong melalui proses pro justicia yang melambangkan sebuah negara hukum yang demokratis dan berperadaban tinggi,” ujarnya.

Seperti diketahui, ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan beberapa bulan lalu dan gugatannya tak dikabulkan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Ramalan Fahri soal Jokowi yang Andalkan Utang Jika Jadi Presiden di 2014

Bahkan jauh sebelumnya atau pada Juni 2014, Fahri juga pernah meramalkan bahwa Jokowi akan mengandalkan utang jika terpilih menjadi Presiden RI. Saat itu, lewat akun Twitter pribadinya, Fahri berkicau soal analisanya terkait Jokowi yang baru akan mencalonkan diri sebagai capres 2014.

Menurut Fahri, jika dari 2005 sampai 2010, rasio PAD selalu turun jika dibandingkan dengan pendapatan total daerah. Itu artinya kemampuan Jokowi, yang saat itu maju sebagai capres, saat memimpin Solo (Surakarta) selama 5 tahun terakhir tak mampu mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Fahri pun membeberkan data yang diperoleh dari catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasilnya, pendapat daerah Solo selama dipimpin Jokowi terus turun.
“Dari tabel nanti tampak bahwa sejak 2005 hingga 2010, rasio PAD dibanding Pendapatan Total Daerah selalu turu,” kicau Fahri, Jumat 13 Juni 2014.

“Kepala daerah hanya mengandalkan uluran tangan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah provinsi untuk menutup ‘defisit’ APBD yang semakin besar,” ujarnya.

“Kepala daerah dengan tipe seperti ini jika kelak menjadi presiden, maka hanya akan mengandalkan utang negara,” ucapnya.

Share: 4 Ramalan Fahri Hamzah: Dari Jokowi Gagal Sampai Ormas Bubar