Budaya Pop

Mengenal Arti Filosofis Dari Si Manis Yang Selalu Hadir Kala Imlek

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Imlek selalu identik dengan angpao, lampion, sampai atraksi barongsai. Namun, ada satu hal lagi yang selalu ada di setiap perayaan Imlek seperti yang kalian tau. Yap, keberadaan kue keranjang yang selalu melegenda bagi warga Tionghoa.

Kue keranjang sendiri merupakan kue manis yang khas disajikan pada saat perayaan Imlek. Tapi tau enggak kalian guys, bahwa kue keranjang memiliki sejarah panjang baik perihal nama, makna filosofis kue tersebut, serta beberapa hal lain?

Di Tahun Baru China 2569 ini, Asumsi.co akan berbagi informasi sedikit soal fakta-fakta unik seputaran kue keranjang. Apa aja itu guys? Yuk disimak penjelasan di bawah ini.

Asal-usul nama

Kue keranjang sendiri (ada juga yang menyebutnya dengan kue ranjang) dalam bahasa mandarin disebut juga dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe, yang diperoleh dari wadah cetakan kue yang berbentuk Keranjang. Kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula yang menjadikan kue keranjang ini memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.

Nah, kue keranjang mulai digunakan sebagai sesaji dalam upacara persembahan kepada leluhur saat tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, dan pada malam menjelang tahun baru imlek. Kue ini biasanya juga tidak dimakan makan hingga hari Cap Go meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek.

Lalu, dalam dialek Hokkian, Ti Kwe memiliki arti sebagai ‘kue manis’ yang sering disusun tinggi bertingkat-tingkat dengan penyusunan dari bawah hingga atas semakin kecil. Artinya sendiri adalah sebagai peningkatan rezeki atau kemakmuran.

Di negara asalnya, terdapat sebuah kebiasaan untuk menyantap kue keranjang ini terlebih dahulu saat tahun baru dengan harapan mendapatkan keberuntungan dalam pekerjaan.

Makna kue keranjang

Ternyata kue keranjang diyakini sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku agar membawa berita yang menyenangkan kepada Raja Surga (Yu Huang Da Di). Bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.

Merujuk pada nama “Nian Gao”, sebutan kue keranjang, yang dulunya disebut “Nien Kao”. Kata “Nian” sendiri berarti tahun. Sementara “Gao” berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat.

Semakin ke atas, maka susunan kue semakin mengecil. Ada makna tersirat yakni kue yang disusun itu akan memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu, banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah.

Biasanya nih guys, kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah yang di bagian atasnya yang tertulis tulisan “Gao”. Itu hanyalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Ada juga yang menyebut bahwa kue keranjang bermakna sebagai penutup hal-hal buruk pada saat Imlek berlangsung. Penganan ini melambangkan sebuah keyakinan agar selalu mendapat kebaikan di hari-hari selanjutnya atau di masa depan.

Pantangan bagi pembuat kue keranjang

Ternyata di balik makna yang filosofis, kue keranjang dibuat dengan cara yang tak sembarangan karena ada pantangan. Apa sih pantangannya? Misalnya saja perempuan yang sedang haid ataupun baru saja habis melayat orang meninggal tidak boleh ikut membantu mengerjakan kue ini, karena diyakini kue tersebut tidak akan jadi sempurna.

Nah, katanya kalau pantangan itu dilanggar, pasti kue keranjang itu tak akan masak atau hasilnya putih semua dan tidak akan berwarna merah. Atau kue keranjang tersebut menjadi cair semua, tidak akan beku walau di kukus berhari-hari.

Kue yang waktu pembuatannya memakan waktu kurang lebih 11-12 jam itu, ternyata juga memiliki pantangan dalam hal tingkah laku dan perbuatan. Jika selama proses pembuatan ada hal tak sopan yang dilakukan, hasil kue keranjang itu nantinya tak akan mengeras, justru lembek, pucat, dan tidak berwarna merah.

Share: Mengenal Arti Filosofis Dari Si Manis Yang Selalu Hadir Kala Imlek