Orang-orang yang menggemari sesuatu hal dengan antusias, seperti menyukai grup musik, tim olahraga, atau selebriti secara gila-gilaan biasanya disebut dengan istilah fans. Mereka hobi mengumpulkan benda-benda yang berhubungan dengan sang idola, selalu hadir di setiap kesempatan demi bertemu pujaan hati yang mungkin tidak bisa mereka miliki.
Sedih sih, persis kayak kata-katanya Chu Pat Kai di serial Kera Sakti, “Dari dulu cinta, deritanya tiada pernah berakhir.” Tapi, enggak cuman para fans aja yang keliatannya paling sengsara. Kadang, seorang idola juga bisa jadi korban gara-gara kelakuan fans-nya yang terlalu ‘gila’.
Liat aja John Lennon, musisi kelas dunia yang menjadi pendiri kelompok musik The Beatles, ia mati karena ditembak oleh penggemarnya sendiri. Ia adalah Mark David Chapman, seseorang yang selalu ngincer tanda tangan John Lennon.
Enggak cuman artis internasional, fenomena kecerobohan para fans yang merugikan idola mereka sendiri juga terjadi di Indonesia.
Bobotoh, Supporter Persib
Bukan hal yang asing lagi, ketika supporter membuat onar di pertandingan, yang kena batunya justru klub sepak bola. Seperti kejadian tewasnya Haringga Sirla, seorang supporter Persija yang habis dikeroyok sama supporter Persib, alias Bobotoh.
Atas kejadian itu, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan sanksi, bukan cuman kepada kelompok pendukung, tapi juga kepada Persib Bandung sendiri, dan juga panitia penyelenggara pertandingan Persib versus Persija Jakarta pada 23 September lalu.
Komdis memutuskan ngasih hukuman untuk Persib berupa sanksi pertandingan di luar Pulau Jawa, tepatnya di Kalimantan dan juga tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2018. Sanksi lainnya adalah pertandingan kandang tanpa penonton di Bandung sampai setengah musim kompetisi tahun 2019.
Kejadian di area Stadion Gelora Bandung Lautan Api itu juga membuat ketua panitia pelaksana pertandingan dan security officer dilarang untuj ikut serta dalam kepanitiaan pertandingan Persib Bandung selama dua tahun. Paniya pelaksana Persib Bandung bahkan juga didenda sebesar Rp 100 juta.
Mungkin kita sendiri juga masih bingung, kenapa fans fanatik bisa sampai membunuh dan membuat idolanya jadi menderita.
Fans Bowo Alpenliebe
Berawal dari aplikasi Tik Tok, nama Bowo ‘Alpenliebe’ jadi fenomenal. Meet and greet dengan Bowo itu bahkan dipatok dengan harga Rp 80 ribu ke atas. Di media sosial seperti Facebook juga sempat ada yang mengatakan bahwa Bowo itu adalah Tuhan dan bisa membuat agamanya sendiri, ada pula yang rela menjual ginjalnya demi bertemu dengan Bowo.
Meski enggak seekstrem Bobotoh, kelakuan fans Bowo ini akhirnya jadi bulan-bulanan warganet buat ngehujat, bukan ngehujat fans-nya, tapi malah jadi Bowo yang kena sasaran. Pemilik nama Prabowo Mondardo itu bahkan pindah sekolah gara-gara sering jadi bahan bully-an teman-temannya.
“Iya rencana sih mau pindah sekolah. Karena teman-teman di sekolah banyak haters. Pada ngatain,” kata Bowo seperti ditulis Okezone.com beberapa waktu lalu.
Saat bully-an itu membludak, ibu Bowo bahkan dikabarkan berhenti bekerja karena terlalu khawatir dengan keselamatan anaknya. Hal itu cukup beralasan, pasalnya kakak dari Bowo bahkan pernah dipukul oleh orang tidak dikenal.
“Iya, Abang aja kemarin dipukul. Ditanya sama orang, ‘Lu abangnya Bowo, ya?’, langsung (dipukul). Ngeri,” kata Bowo.
Memang sih, kehadiran fans biasanya akan beriringan dengan munculnya hatters. Tapi kalau aja para fans agak lebih bijak dalam menggemari seseorang, mungkin enggak akan terjadi bully-an sejahat itu.
Pendukung Prabowo dan Jokowi
Entah disadari atau enggak, cebong-kampret ini justru merugikan tokoh yang mereka idolai. Perlakuan mereka yang saling sindir dan mengejek satu sama lain, enggak akan membuat Prabowo ataupun Joko Widodo jadi bertambah pendukungnya. Tapi malah membuat sebagian orang jadi males berhubungan dengan yang namanya politik.
Padahal, politik sendiri enggak cuman sekedar ranah perdebatan antara pendukung Jokowi dan Prabowo saja. Karena cebong-kampret, orang-orang jadi lupa kalau tujuan politik sebenarnya buat menjamin keadilan dalam bermasyarakat.
Sering juga kita temui, hoaks-hoaks yang dibuat oleh kedua kubu pendukung tersebut, yang akhirnya justru menjadi boomerang buat idolanya sendiri. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang kurang-kurangin yuk terlalu fanatik sama sesuatu, karena ‘sesuatu’ itu akan terlihat buruk, hanya karena perlakuan kita yang kurang bijak.