Budaya Pop

2 Tipe Orang dalam Menghadapi Banjir di Ibu Kota, Take It or Leave It?

Angelina Jennifer — Asumsi.co

featured image

Warga DKI Jakarta kini sedang dilanda hujan deras yang mengakibatkan terjadinya banjir di sejumlah tempat, seperti Kampung Melayu, Manggarai, Pondok Labu, dan lainnya. Nah, saking banyaknya daerah di Jakarta yang terkena banjir, banyak juga nih guys, cara para warga ibu kota dalam menghadapi tamu tahunan itu.

Dari hasil ngobrol-ngobrol Tim ASUMSI sama para banjirers, alias para korban banjir, seenggaknya ditemukan dua metode utama yang lumrah banget dilakukan oleh para korban ini untuk bisa survive saat banjir melanda, yaitu metode take it, or leave it! Untuk tipe take it, mereka akan memilih untuk beneran “take it” dan bertahan aja gitu guys, di rumah yang kebanjiran. Sedangkan untuk tipe leave it, para korban bakal milih untuk ngungsi dan “leave” rumahnya untuk sementara waktu. Tim ASUMSI juga berhasil ngobrol-ngobrol sama para korban banjir dari dua kelompok survivor ini. Yuk simak percakapannya!

Tipe Wajib Ngungsi

Tipe yang satu ini memiliki rumah di kawasan yang relatif rendah sehingga gampang banget terkena banjir. Karena itu, mau enggak mau, mereka wajib mengungsi untuk bertahan hidup. Sebelum ngungsi, apa aja sih yang harus dilakukan untuk meminimalisir kerugian? simak apa aja yang dilakukan oleh Elissa Hilman, warga Kepala Gading, Jakarta, yang juga mahasiswi di salah satu universitas swasta di Jakarta!

– Menyusun batu bata untuk meninggikan perabotan di rumah

Perabotan di rumah, seperti kulkas, televisi, lemari pakaian, dan lainnya adalah hal pertama yang bakal terkena akibat dari banjir. Maka dari itu, batu bata berguna untuk meninggikan barang-barang tersebut, sehingga ketika banjir datang tidak langsung merendam perabotan berharga ini.

“Sebelum ngungsi, perabotan di rumah harus diselamatkan pertama kali pakai batu bata untuk ditinggikan, soalnya susah untuk dibawa kan perabotannya.” ujar Elissa.

– Menyiapkan uang tunai

Saat banjir, semua harga barang maupun sayur mayur pasti melambung tinggi. Karena itu, ketika ingin mengungsi hal pertama yang dibutuhkan adalah gerobak dan perahu karet seperti yang sering disewakan oleh petugas atau warga setempat.

“Pasti ada aja yang buka jasa sewa perahu karet untuk ngungsi ke daerah yang lebih aman, terus harganya pasti di-mark up. Namun, karena butuh jadi butuh banget uang untuk sewa perahu karet.” masih menurut dara berusia 21 tahun ini.

– Sedia payung dan sendal jepit

Saat mengungsi, mau enggak mau warga pasti harus menerjang banjir. Karena itu, Elissa selalu sedia sendal jepit agar kaki tidak terluka karena kerikil atau batu-batu kecil di jalan.

“Kalau sedang nerjang banjir, kita tidak tahu di balik air yang kita lalui itu ada apa. Jadi, tetap harus pakai alas kaki terutama sendal jepit dan payung kalau tiba-tiba turun hujan saat nerjang banjir.” terangnya.

Tipe Bertahan di Rumah

Nah, tipe yang kedua ini rata-rata memiliki rumah dengan dua lantai, dengan kawasan tempat tinggal yang relatif lebih tinggi. Mereka yang punya tempat tinggal model begini lebih memilih untuk bertahan aja di rumah, toh rumahnya dua tingkat, jadi lantai dua bisa dibilang tetep aman.

Metode survival kedua ini lah yang digunakan temannya Elissa, Stella Wijaya. Meski sama-sama tinggal di Kelapa Gading, Stella enggak perlu ribet-ribet pindahan karena bentuk rumahnya yang dua lantai, memungkinkan dirinya buat ngungsi ke lantai atas. Terus, sebelum ngungsi ke bagian rumah yang lebih tinggi, apa aja yang Stella siapin?

-Stok Makanan

Sebelum kelaparan di rumah karena tidak ada makanan, hal yang harus dilakukan pertama saat banjir adalah menambah stok makanan dengan membeli dari minimarket atau toko terdekat. Stok makanan yang sering dibeli adalah mie instan, roti, dan air mineral.

“Karena listrik padam, kulkas mati, jadi butuh stok makanan. Nah, minimarket pasti kosong diborong semua sama keluarga. Jadi harus cepat sebelum habis.” Kata Stella kepada ASUMSI.

-Lampu Emergency dan lilin

Pas lagi banjir gini, lampu bakal sering banget mati karena adanya pemadaman listrik di beberapa area yang terkena banjir. Karena itu, lampu emergency sangat diperlukan saat menjelang malam di rumah.

“Kalau siang kan terang jadi tidak masalah, kalau malam pasti gelap jadi butuh lampu emergency atau lilin supaya kelihatan.” tambah dara berusia 21 tahun itu

-Buku bacaan

Saat bertahan di rumah kala banjir, hal yang pasti menyerang adalah rasa bosan karena gak bisa kemana-mana karena ketahan banjir. Karena itu, buku bacaan bisa jadi salah satu pilihan yang bagus untuk mengisi waktu.

“Aku sih biasanya baca novel atau komik kalau lagi bosan di rumah saat menunggu banjir surut. Menurut aku, itu merupakan hal yang wajib untuk menghabiskan waktu.” tandasnya.

Nah, itu dia guys, cara-cara menyelamatkan diri buat warga Jakarta yang sering kena banjir. Kalo lo #teamngungsi atau #teambertahan?

Share: 2 Tipe Orang dalam Menghadapi Banjir di Ibu Kota, Take It or Leave It?