Sehari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-73, perhelatan akbar Opening Ceremony Asian Games 2018 akhirnya terlaksana. Tepat pada 18 Agustus malam, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, jadi saksi megahnya setiap penampilan yang disuguhkan untuk para tamu undangan serta jutaan penonton.
Lalu, apa saja kejutan pada acara yang telah disiapkan selama lebih dari setahun itu?
Acara dibuka dengan satu kejutan besar, di mana Presiden RI, Joko Widodo tampil dalam sebuah video menaiki motor gede (moge) menuju venue pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut. Dalam video yang diperlihatkan, tampak Jokowi mengendarai moge untuk menerobos kemacetan Ibu Kota dalam perjalanannya ke Stadion GBK.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan melewati gang-gang kecil di Jakarta. Bahkan ada adegan lucu di mana Jokowi menghentikan motor saat mendekati zebra cross, untuk memberikan jalan terlebih dahulu kepada siswa siswi Sekolah Dasar (SD). Satu siswa bertubuh gempal yang sedang memakan es krim tampak kaget, lantaran melihat sosok yang memberikan jalan itu ternyata adalah seorang Presiden.
Setelah video selesai ditampilkan, terlihat sosok yang menggunakan jas kenegaraan lengkap dengan helm hitamnya tampil heroik di tengah-tengah Stadion GBK. Kemudian, Jokowi tiba-tiba sudah muncul di sebuah pintu lift dan menyapa tamu-tamu kenegaraannya.
Siapa yang menerbangkan sepeda motor, meliuk-liuk, bergaya stoppie, dan sampai tepat waktu ke GBK, semalam? Hehehe.
Yang jelas, saya dan kita semua menyambut gembira, acara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung meriah dan lancar. Ini penantian Indonesia selama 56 tahun. pic.twitter.com/MLbiYFpxWq— Joko Widodo (@jokowi) August 19, 2018
Para tim kreatif memilih tari Ratoeh Jaroe asal Aceh untuk menjadi pembuka “Indonesia Menyambut” pada ajang pembukaan pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games 2018. Tarian yang dibawakan oleh ribuan penari ini, menunjukkan berbagai nilai yang ingin disampaikan, seperti energi, kekompakan, sopan santun, dan keagamaan.
Hadirnya 1600 penari dari 18 SMA se-DKI Jakarta pada Asian Games ini sering disamakan dengan tari Saman. Meskipun sama-sama berasal dari Aceh, namun tari Saman dan tari Ratoeh Jaroe ini memiliki beberapa perbedaan.
Tari Saman biasanya dilakukan oleh pria dan penarinya berjumlah ganjil, sedangkan tari Ratoeh Jaroe dilakukan oleh perempuan dengan penarinya berjumlah genap. Dari kostum yang digunakan, Saman biasanya menggunakan pakaian adat tradisional Gayo, sedangkan Ratoeh Jaroe menggunakan pakaian polos berpadu dengan songket Aceh.
Setelah penampilan memukau dari penari Ratoeh Jaroe, barulah dilakukan parade peserta Asian Games 2018 sesuai urutan abjad mulai dari negara berawal huruf A hingga Y. Perwakilan kontingen negara peserta yang berisi 44 negara Asia memasuki Stadion GBK melakukan parade yang diawali negara Afganistan, Bahrain, Bangladesh, hingga Yaman, kecuali tuan rumah Indonesia yang sengaja berada di urutan terakhir.
Hal yang unik, mengejutkan, juga mengharukan adalah ketika duta besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang-il dan duta besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom, berdiri dan bergandengan tangan secara bersamaan.
Ya, ternyata kontingen kedua negara tersebut bersatu di bawah bendera Unifikasi secara bersamaan dalam satu barisan memasuki stadion, kedua dubes itu juga ikut melambaikan tangan kepada para atlet. Keduanya tampak semringah dan gembira, begitu juga para pendukung tim nasional Korea yang telah memadati area Stadion GBK.
Korea Selatan dan Korea Utara memang telah sepakat untuk bersatu di bawah bendera Unifikasi Korea selama Asian Games 2018. Dua negara tetangga ini juga akan berpawai bersama dalam upacara pembukaan pada 18 Agustus dan upacara penutupan, 2 September di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta nanti.
Persatuan tersebut merupakan komitmen Korea Utara dan Korea Selatan dalam kerjasama di bidang olahraga. Mereka melanjutkan momen itu setelah sempat tampil di bawah satu bendera dalam Olimpiade Musim Dingin 2018 pada Februari kemarin. Ketika itu, kedua Korea hanya mengikuti satu cabor, yaitu hoki es nomor putri.
“Kami sangat senang dan bangga bahwa Asian Games dapat berkontribusi pada proses perdamaian di Semenanjung Korea,” kata Direktur Jenderal Olympic Council of Asia (OCA) atau Dewan Olimpiade Asia, Husain Al Musallam, memuji kerja sama dan bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan dalam ajang pertandingan olahraga terbesar se-Asia tersebut, dilansir dari Daily Times, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Selain ribuan penarinya yang spektakuler, ada belasan penyanyi papan atas Indonesia yang juga ikut memeriahkan pembukaan Asian Games 2018, di Senayan, Jakarta. Mereka menyanyikan lagu-lagu khas dari beberapa daerah di Indonesia.
Suara merdu Raisa bergaung di pembukaan Asian Games 2018. Ia membawakan lagu “Zamrud Khatulistiwa” dengan latar air terjun bersama para penari yang menggambarkan kekayaan laut Indonesia. Penampilan Raisa disusul dengan penampilan penyanyi-penyanyi Indonesia ternama lainnya yang membawakan medley lagu-lagu daerah.
Fatin, pemenang X Factor Indonesia, yang menyanyikan lagu adat Tapanuli “Sigulempong” dari Sumatera Utara. Kemudian disambung oleh Rossa dengan lagu adat Betawi “Si Jali-Jali” dari Jakarta, kemudian lagu Sunda “Manuk Dadali” dari Jawa Barat. Penyanyi Wizzy pun menyanyikan “Padang Bulan” dari Jawa Tengah, lagu adat Madura “Lir Sa’alir”.
Setelah itu, irama rancak Bali menguasai panggung. Lagu-lagu tradisional Kalimantan seperti “Ampar Ampar Pisang”, “Cik Cik Periuk” pun dinyanyikan oleh trio GAC (Gamaliel Audrey Cantika) yang membawakan koreografi sederhana tapi kompak dengan latar belakang persawahan yang asri.
Kamasean kemudian menyanyikan lagu “Si Patokaan” dari Sulawesi Utara, sementara pemenang Indonesian Idol 2007 Rinni Wulandari membawakan lagu daerah “Bolelebo” dari Nusa Tenggara. Edo Kondologit mewakili lagu dari Papua berjudul “Apuse”, lalu mereka semua membawakan “Garuda Di Dadaku”.