Bukan hal mudah bagi Kota Bandung yang ditinggalkan Ridwan Kamil setelah beliau memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur (Hingga tulisan ini dibuat, QC masih unggul pasangan RK dan Uu). Bandung adalah sebuah kota yang masyarakatnya beragam, terutama soal kreasi anak mudanya. Tak heran, kota ini dilabeli kota kreatif oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ridwan Kamil dianggap memiliki keterlibatan besar dalam mentransformasikan Kota Bandung. Peran serta aktifnya tidak hanya bisa dilihat dari perubahan fasilitas umum di Kota Bandung, tetapi juga perubahan tata kelola pemerintahan, penerapan sistem dalam Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kedekatannya dengan masyarakat.
Untuk fasilitas Kota Bandung, Ridwan Kamil, yang memang berlatar belakang dosen arsitektur di Institut Teknologi Bandung dan lulusan College of Environmental Design, University of California, Berkeley itu memang membawa perubahan besar. Pembangunan sektor ini pada era pemerintahannya banyak yang mengundang decak kagum dari wisatawan, baik dalam dan luar negeri. Sebut saja Taman Tematik, Cihampelas Skywalk, Alun-alun beberapa kecamatan, WIFI Bandung Juara, pemasangan penerangan jalan umum, perbaikan jalan Kota Bandung, perpustakaan umum, hingga penertiban pedagang kaki lima, dan banyak lagi lainnya.
Kini, dipastikan bahwa estafet kepemimpinan Kota Bandung beralih ke wakilnya kala masih menjabat sebagai wali kota, Oded Muhammad Danial. Mang Oded yang merupakan Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Bandung ini telah menjabat sebagai wakil Wali kota Bandung mendampingi Ridwan Kamil sejak tahun 2013. Mang Oded di mata masyarakat dikenal aktif di jalur dakwah sejak masih muda dan menempuh pendidikan di STM Negeri Tasikmalaya. Hingga saat ini Mang oded tercatat sebagai pimpinan majelis taklim Al Ukhuwwah.
Kota Bandung jelas akan mengalami peralihan dan perbedaannya akan dengan mudah dilihat oleh masyarakat, dari Ridwan Kamil ke (kemungkinan) Oded Muhammad Danial. Dalam iklim demokrasi di Indonesia, fase peralihan ini akan merubah banyak hal, mulai dari perubahan iklim politik, penghentian atau perubahan program yang telah digagas sebelumnya, perubahan di sisi pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung perkotaan, sektor pendidikan, pengelolaan tata wisata dan fasilitas kota juga ada kemungkinan akan berjalan dengan berbeda.
Gross National Happiness (GNH) Index atau Indeks Kebahagiaan yang sudah terkenal di Kota Bandung dan sering didengungkan Ridwan Kamil adalah suatu ukuran multidimensi yang mengukur suatu dampak pembangunan secara holistik bagi kesejahteraan masyarakat khususnya pada tingkat kebahagiaan yang mereka miliki. Index kebahagiaan ini mencakup banyak hal selain hanya pembangunan bagi masyarakat, tetapi juga munculnya faktor yang lebih luas seperti pendidikan, budaya, kesehatan, psikologis, komunitas, lingkungan hidup. Dan Ridwan Kamil dalam berbagai kesempatan sudah mengklaim bahwa Indeks kebahagiaan Kota Bandung sudah meningkat.
Akhirnya, wajar bila mayoritas warga Bandung saat ini memiliki ekspektasi tinggi untuk siapa yang akan menjadi wali kota mereka selanjutnya. Hal ini karena pola kepemimpinan yang dilahirkan Ridwan Kamil sudah menjadi sebuah tolak ukur baru bagi mereka. Wali kota ke depan diharapkan memiliki metode pendekatan setaraf atau bahkan lebih dari Ridwan Kamil. Semoga ke depan, para pemimpin dan kita semua tidak hanya menjadikan Kota Bandung sebagai sebuah kota modern yang maju dan sejahtera, tapi juga menjadi Kota yang modern dan sejahtera, yang masyarakatnya bangga tinggal di dalamnya dan tidak lupa berbahagia.