Kesehatan

Bahaya Residu Nikotin bagi Orang Terdekat

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi asap rokok

Third hand smoke merupakan istilah untuk menyebutkan residu nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya yang ditinggalkan asap rokok. 

Bila seseorang merokok di dalam rumah, third hand smoke jelas berbahaya untuk anggota keluarga karena paparan residu nikotin yang menempel di berbagai perabot, mulai dari kursi, meja, dinding, lantai dan ruangan pun menjadi bau asap.

Picu kanker: Selain dampak third hand smoke, kebiasaan merokok di dalam rumah juga menyebabkan anggota keluarga menjadi perokok pasif. Studi terbaru King’s College London menjelaskan bahwa 50 persen perokok pasif berisiko kanker mulut dan tenggorokan.

Jika anggota keluarga Anda terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang panjang, maka risikonya akan meningkat berkali lipat. 

Saran: Untuk menghindari third hand smoke kepada keluarga dan khususnya anak, Hazel Cheeseman dari kelompok kampanye Action on Smoking and Health berpesan agar perokok sebaiknya merokok di luar ruangan. 

“Studi terbaru ini semakin memperkuat bahwa perokok seharusnya merokok di luar ruangan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya. Namun cara terbaik untuk melindungi mereka adalah jika para orang tua berhenti merokok,” kata Hazel kepada BBC, seperti dikutip lewat Antara.

Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mencegah keluarga menjadi perokok pasif atau korban third hand smoke, agar rumah lebih nyaman dan anak-anak tumbuh tanpa terpapar asap rokok. 

Berhenti merokok: Apabila ingin keluarga terbebas dari asap rokok, tentu saja jalan terbaik adalah dengan berhenti merokok, karena partikel dari asap rokok berpotensi tertinggal dan bertahan di permukaan furnitur dan bagian dalam rumah hingga bertahun-tahun.

“Anak-anak dan orang dewasa yang tidak merokok mungkin berisiko mengalami masalah kesehatan ketika mereka menghirup, menelan, atau menyentuh zat yang berasal dari asap rokok. Satu-satunya cara untuk melindungi non-perokok dari third hand smoke adalah dengan menciptakan lingkungan bebas asap rokok,” kata Dr J. Taylor Hays, M.D dari Mayo Clinic. 

Jauhi dari paparan: American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak dilindungi dari asap rokok. Demi melindungi keluarga dari paparan asap rokok, perokok sebaiknya tidak merokok di dalam rumah atau mobil sebab residu asap rokok bisa menempel di pakaian dan rambut, furnitur, lantai, maupun jok mobil. 

Bahayanya lagi, perokok tidak dapat menghilangkan residu dari ruangan atau mobil dengan kipas angin, penyedot debu, atau pendingin ruangan. 

“Menurut saya, anak-anak adalah yang paling rentan terhadap asap rokok karena paparannya menempel di permukaan seperti lantai, pakaian mereka serta benda-benda lain di rumah,” kata ahli paru-paru Humberto Choi, MD. seperti dikutip dari health.clevelandclinic.org. 

Alternatif: Tidak bisa dipungkiri, banyak perokok kesulitan berhenti merokok sehingga menggunakan produk tembakau alternatif bisa jadi pertimbangan. 

Banyak penelitian menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok. 

Rokok elektrik: Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) bersama SkyLab-Med di Yunani pada 2019 lalu. Hasilnya, uap dari tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik memiliki kandungan risiko yang lebih rendah dibanding asap rokok. 

National Health Service Inggris di laman resminya menyebutkan, “Ribuan orang di Inggris telah berhenti merokok dengan bantuan produk tembakau alternatif. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa produk tembakau alternatif menyebabkan kerugian bagi orang lain di sekitar Anda.” 

Kendati demikian, tentunya hal itu masih memerlukan riset mendalam terkait dampak penggunaan tembakau alternatif untuk jangka panjang. 

Pecah perhatian: Mengalihkan perhatian dengan beraktivitas bersama keluarga seperti memasak, makan bersama, menata pekarangan rumah hingga berolahraga dapat membantu upaya Anda untuk menghindari rokok. 

Olahraga terbukti dapat memicu otak mengeluarkan hormon serotonin, endorphin, dan dopamin alias hormon yang menstimulasikan rasa bahagia dalam diri yang dapat mengalihkan sugesti untuk merokok. 

Harapannya, jika terbiasa berolahraga atau beraktivitas bersama keluarga, maka pintu untuk berhenti merokok akan terbuka lebar.

Baca Juga:

Waspada Jebakan Pahit Berpikir Positif 

Studi: Jalan Kaki 2 menit Setelah Makan Turunkan Risiko Diabetes 

Saran Psikolog untuk Cegah Kelelahan dan Stress Saat WFH

Share: Bahaya Residu Nikotin bagi Orang Terdekat