Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku mengetahui penyebab luka-luka di sekujur jasad Brigadir J. Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam mengatakan pihaknya telah melakukan pendalaman mengenai penyebab luka dan kapan luka itu terbentuk.
“Apakah Komnas HAM sudah bisa menyimpulkan luka itu akibat penyiksaan, penembakan atau akibat-akibat yang lain? Kami belum dapat menyimpulkan karena prosesnya sedang berlangsung dan tahapannya juga belum lengkap. Namun demikian tim telah memiliki catatan-catatan signifikan yang menunjukkan luka ini akibat apa, karakternya apa, constraint waktu luka itu kapan terjadi, dan kira-kira luka itu diakibatkan oleh apa,” ujar Anam dalam sebuah video, dikutip pada Jumat (22/7/2022).
Belum dapat disimpulkan: Namun begitu, Anam belum bisa menyimpulkan catatan-catatan itu secara prematur. Sebab sampai saat ini timnya masih bekerja untuk menggali secara menyeluruh dan mendalam.
“Jadi tidak bisa kami simpulkan sekarang, dan tidak boleh juga karena kalau disimpulkan sekarang kerjanya Komnas HAM belum imparsial,” tekan dia.
Diskusi dengan ahli: Anam mengaku sebelum memegang catatan-catatan tersebut pihaknya telah berdiskusi dengan para ahli forensik independen.
“Jadi beberapa hari terakhir kami mendalami soal luka, soal background dan sebagainya. Kemarin hari Kamis kami diskusi dengan ahli,” ucap Anam.
Jadi bahan: Catatan itu akan digunakan untuk menjadi bahan saat menggali keterangan dokter forensik yang sempat mengautopsi jasad Brigadir J. Pertemuan itu dijadwalkan akan berlangsung pada pekan depan.
“Terkait luka minggu depan kami akan menggali keterangan dokter yang mengautopsi. Nanti itu bekal bagi kami untuk meminta keterangan dari pihak-pihak yang lain,” ujar Anam.
Polemik persitiwa penembakan: Brigadir J tewas dalam sebuah aksi baku tembak antarasesama anggota Polri di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022). Ia tewas setelah diberondong sejumlah tembakan oleh Bharada E.
Menurut polisi aksi baku tembak antara keduanya dipicu oleh laku Brigadir J yang mencoba melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam nonaktif. Namun karena sang istri berteriak, dan teriakan itu didengar Bharada E yang tengah berada di lantai atas rumah tersebut, maka terjadilah aksi saling tembak itu.
Namun keterangan polisi ini diragukan oleh pihak keluarga Brigadir J yang menemukan sejumlah luka sayatan pada jasad Brigadir J. Selain itu, pihak keluarga menemukan luka memar serta jari tangan yang rusak pada jasad Brigadir J. Keluarga menduga bahwa Brigadir J mengalami penyiksaan sebelum dibunuh.
Baca Juga:
Organisasi Pemuda Batak Jaga Ketat Makam Brigadir J
Autopsi Ulang Brigadir J akan Libatkan Tim Dokter 3 Matra TNI
Kompolnas Komentari Ferdy Sambo Nangis di Pelukan Kapolda Metro Jaya