Pemberi pinjaman cryptocurrency Celsius Network telah mengumumkan telah mengajukan kebangkrutan. Pinjaman Crypto telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir. Ini terjadi setelah jatuhnya harga cryptocurrency dan runtuhnya token utama TerraUSD pada bulan Mei 2022 lalu.
Kondisi pasar: Celsius telah menghentikan penarikan dan transfer antar akun bulan lalu dan menyalahkan kondisi pasar yang ekstrem.
Regulator sekuritas negara bagian di New Jersey, Texas dan Washington telah turun tangan untuk menyelidiki keputusan pemberi pinjaman crypto.
Ajukan bangkrut: Celcius mengumumkan mengajukan perlindungan dengan menggunkan Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat (AS) Bab II. Pengajuan itu mengikuti keputusan yang sulit, tetapi perlu pada Juni 2022 lalu terkait pengentian penarikan, pertukaran, dan transfer pada platforimnya untuk menstabilkan bisnis dan melindungi pelanggan.
“Tanpa jeda, percepatan penarikan akan memungkinkan pelanggan tertentu – mereka yang pertama bertindak – dibayar penuh sementara meninggalkan yang lain, menunggu Celcius untuk memanen nilai dari aktivitas penyebaran aset yang tidak likuid atau jangka panjang sebelum mereka menerima pemulihan,” demikian keterangan tertulis perusahan tersebut, dilansir dari The Guardian.
Aset yang ada: Celcius memiliki uang tunai $167 juta atau setara dengan Rp2,5 triliun untuk menyediakan likuiditas untuk mendukung operasi tertentu selama proses restrukturisasi. Ini mencantumkan perkiraan aset dan kewajibannya antara $1 miliar setara dengan Rp15 miliar dan $ 10 miliar atau setara dengan Rp150 triliun secara konsolidasi.
Celsius tidak meminta otoritas untuk mengizinkan penarikan pelanggan saat ini. Celcius telah mengajukan mosi pengadilan untuk mengizinkannya melanjutkan operasi secara normal.
“Klaim pelanggan akan ditangani melalui proses Bab 11,” ujar pihak celcius.
Terra Luna runtuh: Sebelumnya, kehancuran TerraUSD, salah satu stablecoin terbesar di dunia, berhembus melalui pasar mata uang kripto pada Kamis (12/5/2022). Ini mendorong stablecoin utama lainnya, Tether di bawah patokan dolarnya dan mengirim bitcoin ke posisi terendah dalam 16 bulan terakhir.
Mata uang kripto telah tersapu dalam aksi jual aset-aset berisiko yang telah meningkat seminggu belakangan ini. Apalagi, data menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) semakin panas. Imbasnya, memperdalam kekhawatiran investor tentang dampak ekonomi dari pengetatan bank sentral yang agresif.
Baca Juga:
Tips Anti Panik saat Kripto Rontok
Mafia Brasil Sulap Cuan Hasil Tambang Emas Ilegal jadi Token Kripto
Penipuan Rp59 Triliun, Ratu Kripto Jerman Jadi Buron Paling Dicari FBI