Isu Terkini

Anak Tewas Saat Pembagian Sembako Di Monas, Begini Kronologinya

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Insiden meninggalnya dua orang anak laki-laki akibat terhimpit dalam acara pembagian sembako di Monas, Jakarta Pusat masih jadi perhatian banyak orang. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut bahwa pihak penyelenggara diketahui banyak melakukan pelanggaran dalam kegiatan bagi-bagi sembako itu.

“Melanggar bukan saja pergub [Peraturan Gubernur], tapi melanggar begitu banyak aturan dan ketentuan. Karena pembagian sembako itu tidak diperkenankan di pergub. Kedua adalah tentang ketenteraman dan ketertiban. Banyak sekali yang dilanggar,” ucap Sandi pada media di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM RI, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Mei.

Sebagai Wakil Gubernur, Sandi bakalan ngasih sanksi tegas kepada Forum Untukmu Indonesia (FUI) yang merupakan penyelenggara kegiatan itu. Ia menyebut, Biro Hukum Pemprov DKI saat ini tengah mengkaji perda apa saja yang dilanggar oleh forum itu. Sedangkan untuk masalah hilangnya dua nyawa, Sandi menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

“FUI udah pasti [di-black list]. Kita tidak akan memberikan kesempatan lagi kepada mereka,” kata Sandi.

Kronologi Bagi-Bagi Sembako yang Memakan Korban

Sebelumnya, telah beredar undangan bagi-bagi sembako gratis untuk warga Jakarta oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI) yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Sabtu, 28 April kemarin. Dalam undangan itu tertulis ada nama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Tertarik dengan undangan itu, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Mahesa Junaedi kemudian datang ke Monas tanpa didampingi orang tuanya. Hal ini diungkapkan oleh Muslimin, ketua RT 04, Pademangan Barat, Jakarta Utara.

“Dia pergi sama rekannya, hari Sabtu pagi jam 9 sama si Akmal. Naik bus pergi ke Monas, tidak didampingi orang tuanya,” ucap Muslimin seperti dilansir dari Kumparan.com pada Selasa, 1 Mei.

Muslimin kemudian menjelaskan bahwa hingga pukul 16.00 WIB Mahesa tak kunjung pulang ke rumah. Orang tuanya kemudian mencari Muslimin ke Monas, di mana mereka kemudian mendapat kabar bahwa Mahesa justru berada di RS Tarakan, Jakarta Pusat.

“Sampai di sana, sekitar pukul 22.00 WIB, mereka menemui putranya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Memang banyak korban di sana,” ungkap Muslimin.

Mahesa Junaidi dan Aditya Rizki telah dinyatakan meninggal dunia akibat berdesak-desakan ketika antre pembagian sembako gratis di Monas.

Anggota DPRD RI Charles Honoris Bantah Kabar Keterlibatan

Beberapa hari terakhir ini memang tersebar di media sosial kabar Charles adalah panitia acara tersebut. Salah satu bukti yang diklaim penyebar kabar tersebut adalah kupon bergambar wajah Charles.

Masuk ke Monas tangan distempel, logo Kristusnya paling menonjol, ada kupon dari Charles honoris (Kader PDIP/Caleg dapil DKI 3 )…#MediaOnlineDunia#MediaTerpopuler #DiaSibukKerja #DiaSibukNgutang #2019GantiPresiden #BuruhTetapJokowi #MayDay #Pokoknya2019GantiPresiden pic.twitter.com/c4pwkhcg2D— Suara Netizen (@Cebongers_) May 1, 2018

“Saya maupun PDIP tidak ada keterlibatan di acara Monas. Yang disebarkan itu hoaks atau berita bohong. Saya besok akan melaporkan akun akun yang menyebarkan informasi tersebut bahkan sebagian ada yang menuju ke SARA,” ujar Charles.

Share: Anak Tewas Saat Pembagian Sembako Di Monas, Begini Kronologinya