Isu Terkini

Bukan Libur Panjang, Ini Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Antara

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai kenaikan angka kasus Covid-19 di Indonesia usai temuan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Provinsi Bali pada Kamis (9/6/2022) malam. Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 merupakan pemicu kenaikan kasus di Eropa, Amerika, dan Asia. 

“Memang saat ini sudah keluar Variants under Monitoring (VuM) seperti Omicron BA.4 dan BA.5,” ujar Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kemenkes RI, Jakarta, Jumat (10/6/2022). 

Karakter: Varian BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik mampu menghindar dari imunitas tubuh manusia yang dibentuk oleh vaksin. Varian tersebut juga menyebar secara cepat.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS), subvarian Omicron BA.2.12.1 (Stealth Omicron) adalah bentuk dominan Covid-19 yang saat ini yang beredar di AS. Data CDC menunjukkan, subvarian BA.4 dan BA.5 sekarang mewakili hingga 7 % dari kasus Covid-19 baru. 

Penyebab kenaikan kasus: Kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia dalam tiga pekan terakhir disebabkan oleh varian baru. “Bukan disebabkan liburan atau hari besar, tapi varian baru,” ucapnya. 

Pandemi masih terkendali: Namun, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia sebesar 31 % dalam tiga pekan terakhir masih dalam situasi terkendali jika dilihat berdasarkan dua indikator panduan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Dua indikator yang dimaksud di antaranya positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites. 

Di Indonesia positivity rate di bawah 5%. Secara nasional sekarang 1,15%, paling tinggi di DKI Jakarta sekitar 3%. Kemenkes berupaya mencegah peningkatan angka kasus di wilayah DKI Jakarta dengan mengintensifkan pelacakan kasus dan penegakan protokol kesehatan. 

Indikator kedua adalah transmisi komunitas atau angka penularan SARS-CoV-2 di masyarakat. “Untuk indikator transmisi berdasarkan ketentuan WHO adalah 20 per 100.000 penduduk per pekan. Sekarang Indonesia sekitar 1 per 100.000 penduduk,” tutur Budi.

Kedua indikator itu, kata dia, masih sangat terkendali di Indonesia,sehingga masyarakat diimbau untuk tidak cemas terhadap situasi kenaikan kasus yang kini terjadi di Indonesia. 

“Yang terpenting sekarang adalah booster-nya (vaksin dosis ketiga). Kalau di dalam ruangan yang padat, upayakan tetap menggunakan masker,” ucapnya.

Baca Juga:

Data Hilang, WHO Sebut Asal Covid-19 Mungkin Bocor dari Lab 

Jokowi Klaim Kasus Covid-19 Masih Terkendali 

Tren Kasus Positif Covid-19 Naik

Share: Bukan Libur Panjang, Ini Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19