Isu Terkini

Sejarawan Ungkap Bukti Soekarno Bukan Lahir di Blitar

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Wikimedia Commons/Cuban Press

Sejarawan mengungkap kota kelahiran Presiden RI pertama Soekarno. Hal itu dilihat berdasarkan buku induk Technische Hogeschool (saat ini Institut Teknologi Bandung/ITB). 

“Sejarah mencatat bahwa Kota Surabaya memiliki hubungan erat dengan Presiden pertama RI Soekarno,” ujar Sejarawan Bonnie Triyana saat memperingati Juni Bulan Bakti Bung Karno atau Hari Kelahiran Presiden RI pertama Soekarno di Surabaya, Kamis (9/6/2022). 

Buku induk TH: Menurut Bonnie, terdapat bukti dan keterangan yang menyatakan bahwa Putra Sang Fajar itu bukan lahir di Kota Blitar pada tahun 1901, melainkan lahir di Kota Surabaya pada tahun 1902. Seorang arsitek dan pemerhati sejarah Bambang Eryudhawan, kata dia, memberikan bukti otentik bahwa Kota Surabaya merupakan tempat kelahiran Sang Proklamator. 

Bambang saat itu menunjukkan buku induk Technische Hogeschool (TH) atau cikal bakal ITB. Di sana, tertera data diri Soekarno saat sedang berkuliah di sana. 

“Ia menunjukkan buku induk mahasiswa TH yang dibuat sejak tempat itu berdiri pada 1920 hingga Jepang belum menduduki Indonesia. Soekarno menempati nomor urut 55 dan masuk ke TH Bandung pada 1921, yang artinya satu tahun setelah TH berdiri,” ucapnya. 

Nama dan kelahiran: Dalam buku induk tersebut, tertera nama Raden Soekarno lahir pada 6 Juni 1902, bukan pada tahun 1901 sebagaimana sejarah yang diketahui khalayak umum. Namun, kata dia, bahwa hal seperti itu lumrah dilakukan, mengingat kebiasaan zaman dulu, jika anak mau masuk sekolah, maka usianya sengaja dibuat muda atau bahkan dibuat tua. 

“Mungkin sengaja dibuat muda, serta kemungkinan besar data itu menggunakan data saat Soekarno bersekolah di HBS (Hoogere Burgerschool), yakni sekolah bumi putera yang didirikan pada zaman penjajahan Belanda,” tutur Bonnie. 

Nama ayah: Pada buku induk mahasiswa Soekarno juga tertera nama ayahnya, Raden Sosrodihardjo yang berprofesi sebagai seorang guru (onderwijzer) di Blitar dan tertera nama ibunya, Ida Nyomanaka. Soekarno sendiri tercatat sebagai mahasiswa teknik sipil jurusan pengairan (waterbouwkunde). 

“Penulisan nama ibu Soekarno ada sedikit perbedaan, sebagaimana yang kita ketahui adalah Ayu Nyoman Rai. Tetapi di buku induk tersebut tertulis Ida Nyomanaka,” ujar Bonnie. 

Buku tersebut tidak hanya mencatat data diri saja, melainkan semua nama mahasiswa yang lulus maupun yang tidak lulus dari TH. Bahkan, pekerjaan mereka juga tercatat dalam buku induk tersebut. 

Nilai kuliah Soekarno: Buku induk mahasiswa tersebut juga mencatat nilai Soekarno semasa kuliah di TH. Meski sempat cuti selama hampir satu tahun pada 1921, Soekarno kembali melanjutkan pendidikannya pada tahun ajaran 1922/1923. 

“Nilai yang diperoleh tahun itu adalah 5,85. Kemudian tahun 1923/1924 adalah 6,75. Tahun ajaran 1925/1925 adalah 6,28 dan pada tahun 1925/1926 adalah 6,55,” ucapnya. 

Pengakuan Soekarno: Selain itu, dalam sebuah buku yang ditulis oleh Cindy Adams berjudul “Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”, tertulis kisah tentang ayah dan asal usul tempat kelahiran Soekarno. 

“Soekarno berkisah, ‘karena merasa tidak disenangi di Bali, bapak kemudian mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk pindah ke Jawa. Bapak dipindahkan ke Surabaya dan di sanalah aku dilahirkan’. Demikian kata Soekarno yang memperjelas tempat kelahirannya,” tutur Bonnie.

Baca Juga:

Megawati Gelar Demo Masak Tanpa Minyak Goreng Siang Ini 

Jokowi Lantik Kembali Megawati Jadi Dewan Pengarah BPIP 

Partai Mahasiswa Perubahan dari Partai Kristen Indonesia 

Share: Sejarawan Ungkap Bukti Soekarno Bukan Lahir di Blitar