Eksklusif

Tren Bocah Hadang Truk, Antara Adrenalin dan Mati Populer

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Antara

Viral video gerombolan bocah membuat konten aksi hadang truk. Terbaru, seorang bocah berusia 14 tahun tewas saat mencoba tren menghadang truk di Jalan Muhammad Toha, Periuk, Kota Tangerang pada Selasa (7/6/2022). Ironisnya, tren bocah membuat konten menghadang truk berujung maut sebenarnya sudah berulang kali terjadi.

Misalnya, seorang bocah berusia 14 tahun juga tewas di Jalan Tegal Caang, Parungserab, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung pada Selasa (2/6/2022), karena nekat menghadang truk yang melaju kencang demi ikut-ikutan konten tren di media sosial. 

Lalu, seorang bocah berusia 14 tahun tewas saat membuat konten dengan menghadang truk di Jalan Lingkar Selatan, Mangkalaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (1/4/2022).

 Bahkan, ternyata tren menantang maut dengan menghadang truk sudah terjadi sejak 2021. Seorang bocah berusia 13 tahun tewas ketika membuat konten menghadang truk di Jalan RE Martadinata, Cikaranng Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (11/7/2021). 

Menanggapi hal itu, sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Derajad Sulistyo Widhyharto mengatakan, aksi hadang truk demi konten tidak terlepas dari cara berkehidupan para bocah tersebut. 

Para bocah itu hidup dalam generasi up to date terhadap isu yang tersebar di media sosial. Mereka lahir dan tumbuh di era teknologi mulai berkembang, sehingga sangat mahir menggunakan media sosial, seperti Instagram, Facebook, Whatshapp, hingga Twitter. 

Para bocah itu sudah hidup dalam generasi yang mengandalkan media sosial sebagai medium berkomunikasi dengan teman-temannya. Disisi lain, aksi hadang truk demi konten juga disebabkan ‘jiwa muda’ yang cenderung dinamis dalam menjalani kehidupan dan siap menerima berbagai tantangan. 

“Mereka memang suka membuat tantangan ya. Membuat tantangan yang tidak dimiliki generasi yang lain,” ucapnya kepada Asumsi.co, Rabu (8/6/2022). 

Kegemaran terhadap tantangan, kata dia, sebabkan mereka berani menghadapi risiko.

 “Nah, adrenalin mereka terhadap risiko itu sampai menjadikan mereka melakukan seperti itu (aksi hadang truk). Itu sama dengan anak-anak muda naik gunung atau panjat tebing. Risikonya kan hidup atau mati. Kalau hidup mereka bisa pamer puncak gunung atau bisa memanjat tebing. Tetapi, kalau mati, ya sudah mati. Yang menarik kasus ini ternyata ada karakter generasi saat ini, ketika mereka mati pun masih bisa populer,” tutur Derajad. 

Menurut Derajat, aksi hadang truk dengan konten viral merupakan fenomena khas bocah generasi saat ini. Sebab, sebelum ada sosial media, nekat menghadang truk tidak akan bisa dipamerkan atau menarik perhatian orang. Namun, sekarang aksi nekat menghadang truk justru semakin diperhatikan orang.

Baca Juga:

Fakta Terkini Pemukulan Anak Anggota DPR yang Viral

Kronologi Pengunjung Kebun Binatang Ditarik Orang Utan Viral 

Viral Pegawai Pajak Ditinju Atasan di Bekasi

Share: Tren Bocah Hadang Truk, Antara Adrenalin dan Mati Populer