Sejumlah ofisial dari beberapa cabang olahraga kesulitan
mencari makanan halal di Vietnam saat bertanding dalam SEA Games ke-31.
Kesulitan Cari Makanan Halal: Manajer tim kickboxing
Indonesia, Neneng Nurosi Nurasjati mengaku harus ekstra selektif memilih agar
tidak memakan makanan non-hal. Sebab, di hotel tempatnya tinggal tidak
membedakan antara makanan halal dan yang tidak.
“Baru dua hari lalu ada space untuk muslim, tetapi itu
pun hanya sedikit, dan seperti tidak ada pilihan,” ucapnya, dilansir dari
Antara.
Ini berbeda dari kondisi saat SEA Games Filipina 2019. Pihak
hotel sudah membedakan area wilayah makanan yang bisa dimakan oleh muslim dan
non-muslim.
“Saya sudah menyampaikan kepada LO, LO kan menyampaikan
kepada Organizing Committee di sini. Organizing Committee kan pastinya langsung
ke hotel, cuman saya tidak tahu kalau di hotel kok bisa lambat,” ujar
perempuan berhijab itu.
Ia bersama tim yang muslim — tiga atlet dan satu pelatih —
tentunya memilih makanan yang sudah pasti halal, seperti salad, buah, dan telor
rebus sebagai sumber protein.
“Saya juga selektif buat yang digoreng-goreng, masih
tanya ini pakai minyak babi atau enggak. Tetapi kebetulan saya juga bawa
makanan dari Indonesia, bawa abon, itu saja,” tuturnya.
Tak Ganggu Performa: Keterbatasan makanan halal tidak
mengganggu performa tim nasional kickboxingnya, Timnya baru saja meraih dua
emas, satu perak, dan satu perunggu.
“Sama sekali tidak mengganggu, kebetulan yang nasrani
juga banyak. Selain itu, mereka juga tidak bisa banyak makan karena kondisi
setiap hari itu harus timbang berat badan. Makanan yang cukup juga masih ada
yang halal, cuman memang lagi-lagi harus selektif,” ucapnya.
Keluhan Tim Futsal: Sementara itu, Wakil dari Federasi
Futsal Indonesia, Iin Nurindra, mengatakan telah meminta kepada penyelenggara
untuk menyediakan makanan halal.
Di hotel tempatnya tinggal, di provinsi Ha Nam, sekitar satu
jam dari pusat kota Hanoi, Iin menyebut, semua makanan digabung di satu meja
buffet.
“Malaysia komplain, besoknya dipisah, sehari masih ada
meja terpisah walaupun menunya jadi minoritas, misalnya cuman bakmi goreng,
nasi sama ayam goreng. Mungkin mereka agak bingung, halal itu bagaimana, agak
susah ya kalau bercerita halal sebenarnya, akhirnya kita bilang, pokoknya ayam,
jangan pork,” tuturnya.
Iin mengatakan, kondisi tersebut tidak mempengaruhi para
atlet, karena timnya masih memiliki pertandingan yang harus dipikirkan.
Baca Juga