Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim
Abdussalam, menilai silaturahim Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto
dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa adalah strategis untuk
2024.
”Silaturahim ini jelas strategis untuk Pemilihan Umum 2024,”
ujarnya seperti dilansir Antara.
Menurut dia, Khofifah dianggap sebagai tokoh penting dan
berpengalaman dalam kontestasi nasional dan potensial untuk digandeng pada
pemilihan presiden dua tahun mendatang.
“Apalagi melihat urutan silaturahim Prabowo saat Lebaran ini
yang menjadikan Khofifah menjadi prioritas,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo tersebut.
Pada momentum Idul Fitri 1443 Hijriah, pada Lebaran hari
pertama Prabowo berkunjung dan bersilaturahim ke Presiden Joko Widodo, lalu
dilanjutkan ke Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Berikutnya pada Lebaran hari kedua, tepatnya Selasa (3/5)
malam, Prabowo menuju Jawa Timur dan bersilaturahim ke Gubernur Khofifah, di
Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Kendati demikian, ia melihat kedatangan Prabowo ke Grahadi
masih terlalu jauh jika dimaknai sebagai bentuk lamaran untuk Pilpres 2024.
Ia lebih melihat Prabowo yang juga Menteri Pertahanan RI itu
lebih memanfaatkan momentum Lebaran kali ini sebagai waktu tepat membangun dan
mencairkan komunikasi politik 2024.
“Semua bakal calon kandidat masih mencoba menjajaki semua
kemungkinan-kemungkinan untuk mencairkan komunikasi dan menyamakan frekuensi
terlebih dahulu,” kata Surokim.
Selain itu, momentum Lebaran kali ini juga menjadi strategis
jika bisa dimaksimalkan untuk mencairkan kebekuan komunikasi para pihak,
sekaligus membuka peluang-peluang koalisi politik baru.
“Ya, politik itu selalu dinamis dan segala kemungkinan bisa
saja terjadi. Semua itu dimulai dari komunikasi politik yang cair. Saya pikir
silaturahim ini sebagai ikhtiar mencairkan kebuntuan-kebuntuan politik yang
bisa jadi berbeda selama ini,” katanya pula.
Surokim yang juga peneliti senior asal Surabaya Survei
Centre (SSC) menyampaikan bahwa lembaga survei sudah ada yang melakukan
simulasi secara berpasangan, dan Prabowo-Khofifah termasuk yang kompetitif.
“Tapi biasanya undecided dan swing voters (suara mengambang)
masih tinggi atau di atas 20 persen, sehingga sulit juga mengatakan unggul
tidaknya,” kata Surokim.
Baca Juga