Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyurati Presiden RI Joko
Widodo serta beberapa maskapai penerbangan terkait mahalnya harga tiket pesawat
terbang dari dan ke provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
Minta penurunan harga: Melansir Antara, Juru Bicara Pemerintah
Aceh Muhammad MTA mengatakan mahalnya harga jual tiket pesawat karena hukum
pasar yang melibatkan kemampuan permintaan dan persediaan.
“Surat Gubernur Aceh tersebut menyikapi lonjakan harga
tiket pesawat dari dan ke Aceh, terutama menjelang Idul Fitri 1443 H,”
kata Muhammad MTA di Banda Aceh.
Faktor: Muhammad MTA juga berkata mahalnya tiket juga
dipicu terbatasnya kursi pesawat di tengah meningkatnya permintaan, terutama
menjelang lebaran.
“Selain itu, maskapai juga disebut masih beroperasi
seperti kala tingginya kasus COVID-19. Padahal perjalanan orang sudah
dilonggarkan oleh pemerintah,” kata Muhammad MTA.
Pemohonan: Menyikapi persoalan angkutan udara
tersebut, kata Muhammad MTA, Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah melakukan
sejumlah langkah penting, sebagai upaya menemukan solusi dari kondisi tersebut.
Di antara menyurati Presiden RI Joko Widodo. Selain harga
tiket, dalam surat tersebut Gubernur Aceh meminta maskapai Garuda Indonesia
kembali melayani penerbangan Banda Aceh-Medan dan sebaliknya.
Kemudian, kata Muhammad MTA, Gubernur Aceh menyurati
maskapai Air Asia untuk membuka kembali penerbangan dan melayani penumpang
Banda Aceh-Medan sebaliknya.
“Selama ini, penerbangan Banda Aceh-Medan yang hanya
dilayani satu maskapai, yakni Wings Air. Padahal, sebelumnya ada beberapa
maskapai melayani penerbangan rute tersebut,” kata Muhammad MTA.
Muhammad MTA mengatakan Gubernur Aceh juga menyurati Menteri
Perhubungan RI meminta evaluasi tarif penerbangan rute Banda Aceh-Medan yang
terlalu mahal.
“Dalam surat tersebut, Gubernur Aceh mengusulkan
Bandara SIM sebagai entry point penerbangan internasional. Di mana Pemerintah
Arab Saudi telah membuka kembali penyelenggaraan ibadah umrah dari
Indonesia,” kata Muhammad MTA.