Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna
Vorobieva, mengatakan, negaranya tak punya pilihan lain selain melakukan
operasi militer ke Ukraina sebelum negara itu melakukan hal yang sama terhadap
Rusia.
Lyudmila Vorobieva menerangkan, menurut dokumen dan
informasi yang diperoleh negaranya, Ukraina atas sokongan Barat bakal melakukan
serangan besar-besaran terhadap Donetsk dan Luhansk. Wilayah timur Ukraina itu
tempat bercokolnya kelompok separatis yang menentang pemerintah Ukraina.
“Jadi salah satu target operasi militer ini adalah melindungi
warga Donetsk dan Luhansk. Kami memiliki informasi dan dokumen bahwa Ukraina
didukung oleh Barat merencanakan serangan besar-besaran pada Donetsk dan
Luhansk di bulan Maret,” kata Lyudmila Vorobieva dalam sesi wawancara dengan
Asumsi.co.
Serangan ini juga bahkan akan diarahkan kepada Crimea,
wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada Maret 2014 silam.
Picu banyak korban: Jika itu terjadi, Lyudmila Vorobieva
melihat akan lebih banyak korban yang berjatuhan. Hal itu tentu saja merupakan
perwujudan nyata ancaman terhadap keamanan Rusia.
“Presiden kami harus mengambil keputusan berat untuk memulai
operasi militer sebelum kami menjadi target operasi militer besar Ukraina yang
didukung pihak Barat,” tekannya.
Tujuan operasi militer: Diplomat kelahiran Moscow 58 tahun
silam itu enggan menyebut aksi yang dilakukan negaranya sebagai representasi
kata “invasi”. Menurut dia, langkah Rusia terhadap Ukraina merupakan perwujudan
operasi militer yang jauh dari niatan untuk menghancurkan Ukraina maupun bangsa
Ukraina.
Rusia berusaha melindungi warga Ukraina yang dibantai
tentara negara itu. Sebab, selama delapan tahun ini terjadi perang di dalam
wilayah Ukraina yang luput dari pemberitaan media Barat.
“Mereka (tentara Ukraina) melakukan pengeboman, dan
penembakan kepada kota Donetsk dan Luhansk selama delapan tahun. Jadi 14 ribu
jiwa tewas,” beber dia.
“Ini artinya orang-orang dibunuh, mana berita dari media
Barat?” lanjutnya mempertanyakan.
Baca Juga