Ribuan orang Serbia di ibu kota negara Beograd memprotes
upaya pemerintah Serbia untuk menjauhkan diri dari Moskow setelah Rusia
melakukan invasi ke Ukraina, Jumat (15/4/2022).
Mereka mengibarkan bendera Rusia dan Serbia serta membawa
gambar Presiden Vladimir Putin sambil berbaris menuju kedutaan Rusia.
Kerumunan orang-orang itu, yang banyak berasal dari
organisasi ultranasionalis, bergabung dalam pawai dari pusat kota ke kedutaan
Rusia terdekat.
Di lokasi tujuan, mereka menembakkan suar sinyal, memainkan
lagu kebangsaan Rusia dan Serbia, dan memuji kedua negara sebagai bangsa
bersaudara.
“Saya datang ke demo ini untuk mendukung Rusia dan
untuk mengatakan ‘tidak’ dengan keras dan jelas terhadap kebijakan pihak
berwenang di Beograd yang membuat keputusan memalukan untuk memilih menentang
Rusia di PBB,” kata seorang pengunjuk rasa, Mladen Obradovic, dilansir
dari Antara.
Sikap Negara: Dalam beberapa pekan terakhir, Beograd tiga kali
memberikan suara dukungan untuk resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke
Ukraina dan menangguhkan keanggotaan Rusia dari Badan Hak Asasi Manusia PBB.
Kontra Sikap Pemerintah: Para pengunjuk rasa meneriakkan
“Ogah NATO” dan “Serbia dan Rusia adalah saudara,” dan
slogan-slogan menentang Presiden Aleksandar Vucic, yang memenangkan pemilihan
presiden pada 3 April–sementara partai Progresif yang dia pimpin mendapatkan
suara terbanyak untuk membentuk pemerintahan.
Awal pekan ini, dalam sebuah langkah yang dipandang oleh
para ahli sebagai perpisahan dari kerja sama militer dengan Rusia, Vucic
mengatakan Serbia sedang mengincar pembelian dua lusin jet tempur baru dan
bekas dari negara-negara Barat.
Kilah Rusia: Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai
“operasi khusus”. Namun, Serbia, yang hampir seluruhnya bergantung
pada gas dan minyak Rusia, menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Kremlin
dan mempertahankan penerbangan reguler ke Moskow.
Baca Juga