Isu Terkini

Polemik Ajakan Nonton Formula E di TV

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

VP Communication Organizing Committee Jakarta E-Prix, Iman Syafei menganggap cara terbaik untuk menikmati pergelaran balap adalah lewat televisi (TV). Sebab dia memandang, lewat TV tayangan bisa disaksikan lengkap, tidak seperti di lokasi yang hanya terbatas pada beberapa sektor sirkuit.

Target penonton: Hal itu disampaikan Iman menyusul melorotnya target penonton ajang balap mobil listrik itu di lokasi sirkuit yang terletak di Ancol, Jakarta Utara. 

“Kalau nonton balapan sebenarnya paling enak di TV,” ucap dia dikutip dari Kompas.com, Senin (28/3/2022). 

Dia mengatakan, penjualan tiket memang tak diutamakan dalam pergelaran Formula E. Sebab, ajang tersebut berlangsung di tengah kota dengan jumlah penonton yang minim. 

Menurut Iman, akan ada model bisnis lainnya yang akan digunakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi agar keuntungan bisa membesar. Misanya dengan hak siar atau sponsorship. 

Sepi penonton: Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak memandang pernyataan yang dilontarkan panitia hanya untuk menutup karena Formula E diproyeksikan sepi penonton. 

“Ya memang penontonya gak ada, makanya dikurangi (kapasitas) 10 ribu karena mereka juga gak yakin,” ujar Gilbert saat dihubungi Asumsi.co, Rabu (30/3/2022). 

Lagi pula tanpa diajak menonton lewat TV pun, kata Gilbert, publik akan menikmati gelaran itu jika memang menarik. Bagi politisi partai berlambang kepala banteng itu, Formula E mau dibuat seperti apa pun akan sepi penonton mengingat jika ramai lokasi sirkuit rawan amblas karena bekas rawa. 

“Mereka juga udah bingungkan penonton dibatasi 10 ribu terus gimana. Sementara saya bilang kalau 10 ribu penonton keluarkan Rp 710 miliar itu abal-abal udah,” tekannya.

Pakar Safety Driving, Sony Susmana berpikiran serupa. Dia melihat bahwa imbauan panitia Formula E supaya masyarakat menyaksikan ajang itu lewat layar kaca hanya demi mengantisipasi rendahnya animo publik. 

“Kayaknya mereka sudah mengantisipasi tadi dibilang, gak sukses. Kapasitasnya kurang dan sebagainya,” tutur Sony kepada Asumsi.co, Rabu (30/3/2022). 

Kebanggan nonton langsung: Sony bilang, menonton ajang balap mobil secara langsung memiliki kebanggan tersendiri dibanding lewat TV. Perasaan ini tidak didapat jika hanya duduk di rumah. 

Memang bagi mereka yang sudah berumur menonton di rumah mungkin lebih baik. Tapi menurut dia bukan bagi anak muda yang menggemari balap mobil. 

Fokus hijaukan Jakarta: Lagi pula, kata Sony pergelaran Formula E di Indonesia belum waktunya. Kendati dia setuju dengan ajang balap mobil listrik, tapi kata Sony daripada menggelar acara yang kurang substansial buat alam, lebih baik pemerintah provinsi fokus pada hal-hal yang berdampak nyata. 

“Bagus tapi belum waktunya, jadi sebaiknya kita hijaukan dulu Jakarta, baru ada satu event yang bisa menunjang seperti Formula E. Sekarang hijau aja belumkan, contohnya hijau apa? Misalnya uji emisi kan belum konsisten. Itu aja dulu, mana konsistensinya udah berapa lama itu disiapin, kalau gak salah delapan tahun yang lalu gaungnya,” tandasnya.

Baca Juga:

BUMN Minta Harga Pertamax Dihitung Ulang, Pasaran Rp14.500 

Anggaran Pembangunan Sirkuit Formula E Naik Rp10 Miliar 

Kontraktor Kesulitan Bangun Sirkuit Formula E di Zona Tanah Lunak

Share: Polemik Ajakan Nonton Formula E di TV