Usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi
militer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung dibawa ke sebuah bunker,
Jumat (25/2/2022).
Melansir Republic World, Zelensky dibawa ke bunker setelah
Rusia melancarkan aksi serangan besar-besaran ke Ukraina dengan memasuki
distrik Obolon yang berjarak 10 km dari Ibu Kota Kiev.
Negosiasi: Laporan ini muncul usai Menteri Luar Negeri Rusia
Sergey Lavrov mengatakan mereka bersedia untuk melanjutkan negosiasi melalui
saluran diplomatik. Namun, negosiasi itu akan berjalan bila tentara Ukraina
setuju untuk meletakkan senjata.
“Tidak ada media yang meliput mengenai situasi yang
terjadi pada garis pertempuran. Jurnalis hanya menunjukkan bagaimana kehancuran
terjadi serta wanita dan anak-anak dibunuh. Kami hanya ingin Ukraina merdeka,
bukan ditangani dari luar negeri. Kami telah menderita terlalu banyak dari
Nazisme seperti halnya Ukraina.” ungkap Menlu Rusia. ‘
Jaminan Keamanan: Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Republik
Rakyat Luhansk VN Deinego dan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Donetsk
SS Peresada, Lavrov telah berbicara soal jaminan keamanan bersama dengan
pemerintah Ukraina. Mereka juga menyalahkan pemerintahan tersebut karena
bersembunyi di balik fakta sebenarnya.
“Kami menyarankan Zelensky untuk bicara soal jaminan
keamanan bersama pada Desember lalu. Kami hanya ingin menantikan jaminan
tersebut. Sebetulnya, Zelensky sadar soal peristiwa yang melibatkan Ukraina
maka tidak seharusnya mereka menyalahkan Rusia,” ucap Lavrov melalui
konferensi pers.
Invasi Ukraina: Selama berminggu-minggu, Rusia mengumpulkan
tentara lebih dari 150.000 di perbatasan Ukraina. Tujuannya, mereka ingin
menekan negara Barat agar tidak mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO,
sehingga muncul ancaman invasi.
Hingga akhirnya, Putin memerintahkan operasi militer khusus
di wilayah Donbas, Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Terjadi serangan udara
presisis di Kiev, Kharkiv, Ivano-Frankivsk.
Sejumlah tank juga telah dikerahkan menuju Lviv dari
perbatasan Belarus-Ukraina. Selain itu, Angkatan Laut Rusia menyerang dari
pantai Mariupol dan Odessa dan pasukan telah mengambil alih pembangkit nuklir
Chernobyl, menuju Kyiv.
Sanksi Berat: Akibat serangan ini, Amerika Serikat telah
memberlakukan sanksi berat terhadap bank-bank Rusia, membatasi perdagangan
internasional, dan membekukan aset lingkaran dalam Putin.
Namun, AS menolak untuk menginjakkan kaki ke Ukraina dan
hanya mengirim lebih dari 12.000 orang ke Eropa.
Belarus juga turut mendapat sanksi karena membantu pasukan
Rusia. Bahkan, Australia, Jerman, Taiwan, Prancis, Jerman, Uni Eropa, dan
Jepang juga melempar sanksi keuangan, perdagangan, diplomatik terhadap Rusia.
Baca Juga