Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri saat pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur. Dua ledakan keras terdengar di pusat ibukota Ukraina, Kyiv, pada dini hari Jumat pagi, kata seorang wartawan AFP, dikutip dari NDTV.
Hal ini memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena mendengar suara bom.
“Serangan ke Kyiv dengan rudal jelajah dan balistik baru saja dilanjutkan. Saya mendengar dua ledakan kuat,” kata penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Anton Herashchenko.
Target nomor satu: Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia mendapatkan informasi, bahwa kelompok sabotase Rusia telah memasuki ibukota Ukraina, Kyiv. Zelensky tinggal di di lingkungan pemerintahan, bersama dengan pejabat lain.
“Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target nomor 1, keluarga saya sebagai target nomor 2. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara. Kami telah mendapat informasi bahwa kelompok sabotase musuh telah memasuki Kyiv,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan video Kamis malam, dikutip dari the Guardian.
Hari pertama invasi: Rusia mengatakan hari pertama invasi Ukraina telah mencapai semua tujuannya dan telah menghancurkan 83 target darat Ukraina. Menurut laporan resmi, Rusia telah melakukan 203 serangan terhadap tetangga baratnya sejak awal hari.
Pasukan Ukraina memerangi pasukan Rusia di tiga sisi pada hari Kamis (24/2/2022) setelah Moskow melancarkan serangan melalui darat, laut dan udara. Serangan ini disebut sebagai yang terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia kedua.
Sudah diperingatkan: Serangan itu memicu peringatan Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia. Para pemimpin NATO, Uni Eropa dan G7 mengutuk invasi tersebut dan berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Moskow.
Baca Juga:
Rusia Rebut Pembangkit Listrik Nuklir Chernobyl
Invasi Rusia ke Ukraina Terbesar di Eropa Sejak Perang Dunia II
Sekjen PBB Desak Putin Hentikan Perang dan Pertimbangkan Dampak Global