Internasional

Balasan Iran: 100 Lebih Drone Dikerahkan Usai Serangan Udara Israel ke Fasilitas Nuklir

Admin — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi: Unsplash/ Levi Meir Clancy

Iran resmi melancarkan serangan balasan terhadap Israel dengan mengirim lebih dari 100 drone ke wilayah negara tersebut. Langkah ini menyusul operasi udara besar-besaran Israel yang menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal, dan instalasi militer Iran.

“Dalam beberapa jam terakhir, Iran telah meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel,” ujar juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Brigadir Jenderal Effie Defrin, Jumat malam. “Kami sedang bekerja untuk mencegat ancaman tersebut.”

Dilansir dari New York Post, pihak militer Israel menyatakan situasi masih dalam kendali, dan drone belum melintasi batas wilayah Israel. Angkatan Udara Israel disebut telah aktif menembak jatuh sejumlah drone yang mendekati perbatasan, menurut laporan Times of Israel.

Serangan drone ini merupakan respons terhadap Operasi “Rising Lion” yang dilakukan Israel sehari sebelumnya. Dalam operasi tersebut, sekitar 200 jet tempur Israel menyerang lebih dari 100 lokasi strategis, termasuk pusat pengayaan uranium utama di Natanz, yang oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut sebagai “jantung program rudal balistik Iran.”

“Kita tidak bisa menyerahkan ancaman ini kepada generasi berikutnya,” ujar Netanyahu dalam pidatonya yang disiarkan di YouTube. “Karena jika kita tidak bertindak sekarang, maka tidak akan ada generasi berikutnya. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita tidak akan ada. Kita telah belajar dari sejarah. Jika musuh mengatakan ingin menghancurkanmu — percayalah padanya. Jika musuh sedang mengembangkan kemampuan untuk menghancurkanmu — hentikan dia.”

Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan serangan ini “selama diperlukan untuk menghapus ancaman tersebut.”

Iran mengonfirmasi bahwa fasilitas nuklir di Natanz mengalami kerusakan, namun tidak ada kebocoran radiasi atau kontaminasi kimia. Serangan itu juga menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Staf Militer Iran Jenderal Mohammad Bagheri, Komandan Garda Revolusi Jenderal Hossein Salami, dan Komandan Markas Besar Khatam al-Anbiya, Gholam Ali Rashid. Enam ilmuwan nuklir Iran juga dikabarkan tewas.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras tindakan Israel. “Israel telah membuka tangan kotornya yang berlumuran darah untuk melakukan kejahatan terhadap negara tercinta kami, memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang kawasan pemukiman,” kata Khamenei melalui kantor berita IRNA. Ia memperingatkan, “Rezim ini harus bersiap menerima hukuman yang berat.”

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan, “Serangan presisi terhadap para pemimpin Garda Revolusi, militer Iran, dan para ilmuwan nuklir—mereka semua terlibat dalam memajukan rencana untuk menghancurkan Israel—adalah pesan yang kuat dan jelas: siapa pun yang berusaha menghancurkan Israel akan dieliminasi.”

Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa Iran telah melanggar kewajiban non-proliferasi nuklir dan tidak bekerja sama dengan para inspektur. Direktur Jenderal Rafael Grossi menyatakan, “Sayangnya, Iran berulang kali tidak menjawab, atau tidak memberikan jawaban yang secara teknis dapat dipercaya… Iran juga mencoba membersihkan lokasi-lokasi yang dimaksud, yang menghambat upaya verifikasi kami.”

Iran membantah telah mengembangkan senjata nuklir, namun ketegangan yang meningkat ini menimbulkan kekhawatiran akan meletusnya konflik kawasan yang lebih luas.

Share: Balasan Iran: 100 Lebih Drone Dikerahkan Usai Serangan Udara Israel ke Fasilitas Nuklir