Tolak Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, MUI: Akal-akalan Buat Kuasai Gaza

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Kantor MUI/Portal MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak rencana dari tim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk merelokasi sebagian penduduk Gaza ke Indonesia.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, relokasi tersebut sama sekali tidak tertuang dalam poin-poin gencatan senjata Israel dan Palestina, sehingga alasan pemindahan dua juta warga Gaza ke Indonesia sama sekali tidak bisa diterima.

Sudarnoto menjelaskan, relokasi yang berarti pemindahan, sama saja pengusiran dengan cara yang halus kepada warga Gaza. Ketika warga Gaza diusir dengan dalih relokasi, maka Gaza tidak lagi ada orang, sehingga menjadi kesempatan bagi Israel untuk melakukan okupasi pendudukan dan penguasaan di wilayah Gaza.

Dia memandang hal itu hanya akal-akalan Israel dan AS untuk menguasai wilayah kantung itu di tengah kesepakatan gencatan senjata yang telah dibuat sedemikian rupa.

“Targetnya adalah menguasai Gaza, kemudian pengusiran penduduk. Pengusiran itu persis yang terjadi pada 1948,” kata Sudarnoto, sebagaimana dikutip melalui laman resmi MUI, Selasa (21/1/2025).

Bentuk Genosida

Sudarnoto menegaskan, pengusiran warga Gaza atas nama relokasi tersebut merupakan salah satu bentuk genosida. Sudarnoto menjelaskan, bentuk genosida tidak hanya pembunuhan massal, tetapi juga pengusiran massal, dan pembatasan kelahiran secara sistemik untuk menghapuskan kelompok tertentu.

“Berarti memang yang dilakukan oleh (tim) Donald Trump ini mesti harus diwaspadai. Oleh karena itu, kami ingin menyerukan agar proses gencatan senjata ini harus benar-benar dikawal,” katanya.

Selain itu, negara-negara Islam khususnya yang tergabung di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan masyarakat internasional diharapkan untuk melakukan kontrol.

Sudarnoto menekankan, kontrol tersebut dilakukan untuk mengawasi agar memastikan tidak ada pengkhianatan yang dilakukan oleh pihak mana pun yang berusaha untuk memotong jalur proses gencatan senjata itu.

Menurutnya, hal ini penting untuk dilakukan. Karena dalam sejarah, Israel adalah negara atau kelompok yang sering melakukan pengkhianatan.

“Jangan sampe orang-orang Islam dengan dalih ukhuwah Islamiyah, dengan dalih ukhuwah basyariyah, menolong warga Gaza, kemudiaan diterima di Indonesia. Seakan-akan mulia, padahal tidak. Itu membunuh, dan menghapuskan kedaulatan wilayah,” kata dia.

Rencana Relokasi

Isu pemindahan warga Gaza ke Indonesia disebut pertama kali diutarakan Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

Pria yang banyak dikenal sebagai investor itu menyarankan pemindahan sebagian populasi Gaza ke Indonesia ketika proses rekonstruksi pascaperang di wilayah itu dimulai. Hal itu dikatakan seorang pejabat kepada NBC pada hari Minggu (19/1/2025).

Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah membantah isu tersebut dengan mengatakan, pemerintah Indonesia tidak pernah memiliki rencana untuk merelokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Tanah Air.

“Pemerintah RI tidak pernah memperoleh informasi apa pun, dari siapa pun, maupun rencana apapun terkait relokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia sebagai salah satu bagian dari upaya rekonstruksi pasca konflik,” demikian bunyi rilis Kemlu, pada Selasa (21/1/2025).

Kemlu juga menilai wacana itu hanya akan mempertahankan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina. Hal itu juga dinilai sejalan dengan strategi lebih besar yang bertujuan untuk mengusir orang Palestina dari Gaza.

Baca Juga:

Kemlu Bantah Wacana Relokasi Sebagian Penduduk Gaza ke Indonesia

AS Sarankan Pemindahan Populasi Gaza ke Indonesia

Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata di Gaza

Share: Tolak Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, MUI: Akal-akalan Buat Kuasai Gaza