Prabowo Usul Tambah Lahan Sawit, Minta Masyarakat Tak Khawatir soal Deforestasi

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/allPhoto Bangkok/Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit

Presiden Prabowo Subianto mengusulkan agar ada perluasan lahan sawit di Indonesia di masa mendatang. Kepala Negara mengingatkan agar semua pihak tidak perlu mengkhawatirkan perluasan lahan sawit bakal menyebabkan penggundulan hutan alias deforestasi. Sebab dia beranggapan vegetasi di hutan dengan pohon sawit sama-sama menyerap karbon.

“Saya kira ke depan kita harus tambah tanam kelapa sawit. Enggak usah takut apa itu katanya membahayakan, deforestation, namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan?” ujar Prabowo dalam sebuah acara di Jakarta, pada Senin (30/12/2024).

Prabowo berasumsi bahwa tanaman sawit sama dengan vegetasi di hutan. Kedua tanaman itu sama-sama menyerap karbon dioksida yang memicu perubahan iklim. Sehingga dia berkesimpulan bahwa menggantikan hutan dengan tanaman sawit tidak ada salahnya terhadap lingkungan.

“Benar enggak, kelapa sawit itu pohon, ada daunnya kan? Dia menyerap karbon dioksida, dari mana kok kita dituduh yang boten-boten (yang tidak-tidak) saja itu orang-orang itu,” katanya.

Menurut Prabowo, hasil olahan kelapa sawit merupakan komoditas yang diandalkan bagi pasar luar negeri. Pasalnya selama kunjungannya ke luar negeri beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengklaim bahwa banyak negara yang mengharapkan Indonesia soal kelapa sawit.

“Mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis, banyak negara itu takut tidak dapat kelapa sawit,” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada para kepala daerah dan aparat TNI sampai Polri agar menjaga perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sebab menurutnya banyak negara membutuhkan kelapa sawit.

Penebangan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit bukan tanpa konsekuensi ekologis. Temuan peneliti Lian Pin Koh dan David S. Wilcove pada 2008 lalu menunjukkan, pembukaan perkebunan kelapa sawit di wilayah tropis mengakibatkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies satwa liar, termasuk spesies yang terancam punah seperti orang utan, harimau, dan gajah.

Pengeringan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit juga melepaskan karbon yang tersimpan ke atmosfer, sehingga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.

Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam perkebunan kelapa sawit juga dapat mencemari tanah dan badan air di sekitarnya, sehingga mengganggu ekosistem lokal.

Baca Juga:

Tingkat Kelaparan Indonesia Tertinggi ke-3 di Asia Tenggara

Netanyahu Pertimbangkan Rencana Bikin Warga Gaza Utara Kelaparan

BI Tarik Koin Rp1.000 Kelapa Sawit & Rp500 Melati dari Peredaran

Share: Prabowo Usul Tambah Lahan Sawit, Minta Masyarakat Tak Khawatir soal Deforestasi