Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump mengancam kelompok perlawanan Hamas untuk segara membebaskan sandera yang ditahannya paling lambat sebelum 20 Januari 2025, hari H pelantikan dirinya sebagai presiden AS. Jika kelompok itu menolak untuk mematuhi tuntutan dirinya, Trump mewanti-wanti akan ada masalah besar di Timur Tengah.
“Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal ketika saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada neraka yang harus dibayar di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Kemanusiaan ini,” tulis Trump melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Selasa (3/12/2024).
Trump mengingatkan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas penyanderaan ini bakal menerima konsekuensi yang juah lebih berat.
“Mereka yang bertanggung jawab akan menerima pukulan lebih keras daripada yang pernah diterima siapa pun dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. Bebaskan para sandera sekarang!” katanya.
Pernyataan ini menandai komentar Trump yang paling langsung tentang masalah ini sejak pemilihannya pada bulan November lalu. Menurut pejabat Israel, lebih dari 250 tawanan disandera selama aksi belasan yang dipimpin Hamas sejak tanggal 7 Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, sekitar 100 orang masih ditawan, dengan beberapa dipastikan tewas.
Hamas telah mengajukan syarat-syarat tertentu untuk pembebasan sandera Israel. Dalam pernyataan terbaru, mereka menekankan pentingnya gencatan senjata di Gaza sebagai prasyarat utama. Selain itu, Hamas juga meminta penarikan pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari wilayah Gaza.
Kelompok itu menuntut agar semua aksi militer dihentikan sebagai syarat untuk memulai negosiasi mengenai pembebasan sandera. Penarikan pasukan Israel dari Gaza juga dianggap penting oleh Hamas untuk menciptakan kondisi yang aman bagi proses negosiasi. Mereka mengusulkan pembebasan sandera secara bertahap, di mana sandera akan dibebaskan sebagai imbalan untuk bantuan kemanusiaan dan konsesi lainnya.
Peningkatan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza menjadi salah satu aspek penting dalam negosiasi, dengan Hamas mengaitkan pembebasan sandera dengan peningkatan bantuan tersebut.
Baca Juga:
Trump Dilaporkan Bakal Tendang Transgender dari Kesatuan Militer AS
Pimpinan Hamas Yahya Sinwar Dilaporkan Tidak Makan Selama 3 Hari Sebelum Terbunuh
Juluki Pimpinan Hamas dan Hizbullah Teroris, Kantor Media Saudi di Irak Diserbu Warga