Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan sebesar Rp100 triliun nilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik berpotensi tidak tepat sasaran. Jumlah tersebut berkisar antara 20-30 persen dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini yang sebesar Rp435 triliun.
“Kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya, kurang lebih Rp100 triliun,” kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu (3/10/2024).
Bahlil mengatakan bahwa pihaknya menemukan potensi penyaluran subsidi energi yang tidak tepat sasaran tersebut dari berbagai laporan PLN, Pertamina dan BPH Migas.
Bahlil mengaku amat menyayangkan fakta tersebut. Pasalnya tujuan pemerintah menyediakan subsidi tersebut agar dapat dinikmati warga negara yang berhak untuk menerima subsidi.
“Tidak mau kan subsidi yang harusnya itu untuk saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus, kemudian malah diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya sudah bagus,” ujarnya.
Sebab itu, guna menanggulangi hal tersebut, menurut Bahlil, Presiden Prabowo Subianto telah meminta pihaknya agar membentuk tim untuk mengkaji dan menemukan solusi terkait masalah itu. Tim itu bakal dikepalai oleh Bahlil sendiri.
Menurut dia, tim itu kini tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah memberikan subsidi tersebut melalui bantuan langsung tunai (BLT).
“Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya adalah agar kemudian subsidi itu biar tepat sasaran, kemungkinan kita akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat,” kata Bahlil.
Baca Juga:
Bahlil Akui Golkar Dapat 8 Kursi Menteri usai Tukar Posisi Ketua MPR
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Akui Hilirisasi Nikel di Morowali Bikin Sakit ISPA
Bahlil Janji Naikkan Tukin Kementerian ESDM Sebelum Pemerintahan Jokowi Berakhir