PP Muhammadiyah meluruskan pernyataan Calon Wakil Gubernur Jakarta 01, Suswono yang menyinggung pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah. Saat itu, pernyataan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengesankan bahwa Khadijah menikahi seorang pengangguran.
Muhammadiyah menyatakan bahwa pandangan seperti ini keliru. Sebab sejak usia muda, Nabi Muhammad telah aktif bekerja, bahkan menunjukkan karakter yang luar biasa sehingga menjadi inspirasi bagi umatnya.
“Seperti halnya para Nabi sebelum beliau, Muhammad Saw bekerja sebagai penggembala di Makkah, di daerah Bani Sa‘d. Beliau menggembala domba-domba di pegunungan, menjalani hari-harinya di alam terbuka, yang mengajarkan ketekunan, kesabaran, serta kedekatan dengan alam,” tulis sebuah artikel di laman resmi Muhammadiyah, dikutip pada Senin (28/10/2024).
Kendati profesi ini memang sederhana, namun menurut Muhammadiyah profesi ini penting dalam membentuk karakter Nabi Muhammad yang kuat dan penuh kasih sayang, sekaligus melatih tanggung jawab dan ketekunan.
Artikel itu melanjutkan, Nabi Muhammad lantas mendapatkan kepercayaan dari seorang wanita terkemuka Makkah, Khadijah binti Khuwailid di usianya yang ke-25 tahun. Khadijah dikenal sebagai pengusaha yang sukses, dengan latar belakang keluarga pedagang kaya yang berhasil mempertahankan kekayaan serta pengaruh di masyarakat Quraisy.
“Meski hidup di masyarakat yang patriarki, Khadijah mampu mengelola dan memperluas bisnis keluarganya dengan cakap. Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, Khadijah juga terkenal karena kemurahan hatinya dan kepeduliannya terhadap sesama. Beliau dijuluki ‘Putri Quraisy’ dan ‘Sang Suci’ karena kejujuran dan kedermawanannya,” ujarnya.
Khadijah mempercayakan bisnisnya pada para perwakilan yang diupah dengan imbalan tertentu. Pada tahun 595 Masehi, ia membutuhkan seseorang untuk mewakili perdagangannya ke Suriah, dan Abu Thalib, paman Nabi, merekomendasikan Nabi Muhammad untuk mengisi pos tersebut.
“Nabi Muhammad Saw dikenal dengan julukan Al-Amin (yang tepercaya) dan Al-Shadiq (yang jujur), kualitas yang jarang ditemui di kalangan pedagang pada masa itu. Walaupun Muhammad Saw belum berpengalaman penuh, ia telah dua kali menemani Abu Thalib dalam perjalanan dagang, yang memberikan pengalaman awal tentang seluk-beluk perdagangan,” ujarnya.
Nabi Muhammad pun setuju untuk menjalankan tugas tersebut, dengan ditemani oleh Maisarah, pelayan Khadijah. Selama perjalanan itu, Maisarah menyaksikan banyak kepribadian luhur Nabi Muhammad yang membuatnya kagum.
Sepulang dari Makkah, keuntungan besar yang diperoleh dari usaha dagang Muhammad SAW mengesankan Khadijah, yang juga mendengar tentang kejujuran dan ketulusannya. Tertarik dengan sifat mulia itu, Khadijah melalui sahabatnya, Nafisah, menyampaikan minat untuk menikah dengan Muhammad. Tawaran tersebut diterima Muhammad SAW, dan pernikahan mereka segera disepakati dalam pertemuan keluarga.
Pernikahan Muhammad dan Khadijah menjadi lebih dari sekadar ikatan pribadi; Khadijah menjadi pilar kuat dalam hidup Nabi, terutama saat masa-masa dakwah yang penuh tantangan. Dukungan tanpa henti dari Khadijah memberi fondasi kokoh bagi perjuangan awal Islam.
Saat Khadijah wafat, Nabi mengalami duka mendalam atas kehilangan istri yang penuh cinta dan setia. Kisah ini menjadi pengingat abadi akan pentingnya kejujuran dan integritas yang menjadikan Nabi Muhammad SAW dihormati masyarakat luas.
“Dengan demikian, jelas bahwa anggapan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah seorang pengangguran sebelum menikah dengan Khadijah adalah keliru. Sebaliknya, beliau adalah seorang pekerja keras yang menunjukkan karakter mulia melalui profesinya, serta berhasil membangun reputasi sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya,” katanya.
Seperti diketahui, Suswono melontarkan guyonan saat membahas kartu baru yang akan disediakan oleh dirinya bersama pasangannya, Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil, jika memenangkan Pilgub Jakarta 2024.
Saat itu, Suswono mengatakan agar janda kaya menikahi pemuda pengangguran. Kemudian Suswono menyinggung pernikahan Nabi Muhammad dengan istrinya, Khadijah.
“Tahu Khadijah kan? Dia kan konglomerat, nikahi siapa? (Muhammad) waktu itu belum jadi nabi ya. Masih 25 tahun pemuda kan, nah itu contoh,” ujarnya.
Baca Juga:
Buya Syafii Wafat, Muhammadiyah Minta Tak Kirim Karangan Bunga
Setelah NU dan Muhammadiyah, Giliran PP Persis Ditawari Kelola Tambang
Haedar Nashir Sebut Jangan Underestimate Muhammadiyah Terkait Pengelolaan Tambang