Paylater Tumbuh 37 Persen: Masyarakat Indonesia Makin Hobi Utang

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Christian Dubovan/Ilustrasi Pinjaman Duit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan signifikan pada periode Juli 2024.

Melalui rilis resminya, OJK mengungkap per Juli 2024 baki debet kredit BNPL di perbankan tumbuh 36,66 persen selama periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan menjadi Rp18,01 triliun, dengan total jumlah rekening 17,90 juta.

“Porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,24 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi,” demikian tulis rilis resmi OJK, seperti dikutip pada Selasa (10/9/2024).

Sementara risiko kredit untuk BNPL perbankan turun ke level 2,24 persen di periode tersebut.

Pertumbuhan serupa juga terjadi pada pembiayaan BNPL oleh Perusahaan Pembiayaan (PP). Pertumbuhan pembiayaan meningkat sebesar 73,55 persen selama Juli 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Yaitu menjadi Rp7,81 triliun dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross atau ukuran kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah, sebesar 2,82 persen.

Pay Later merupakan metode pembayaran yang memungkinkan konsumen membeli barang atau jasa sekarang dan membayar di kemudian hari. Konsep ini sering diterapkan dalam e-commerce, toko fisik, dan aplikasi finansial.

Juni lalu, OJK melihat industri buy now pay later (BNPL) menunjukkan prospek cerah di masa depan seiring dengan terus meningkatnya popularitas metode pembayaran digital itu yang semakin diterima secara luas oleh masyarakat.

Hal itu juga mencerminkan kepercayaan yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap pelayanan keuangan digital. Paylater menawarkan kemudahan dan fleksibilitas bagi konsumen, sehingga semakin banyak yang menggunakannya untuk berbagai kebutuhan.

“Di masa mendatang, kami meyakini paylater akan mendominasi pasar pembayaran digital, terutama dengan adanya inovasi dan kolaborasi yang terus berkembang antara penyedia layanan dan merchant,” kata Direktur Pengaturan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Irfan Sitanggang di Jakarta.

Irfan mencatat, proporsi penggunaan paylater di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam lima tahun terakhir, pengguna BNPL menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan di dalam industri keuangan non-bank (IKNB) di mana konsumen saat ini cenderung mencari opsi pembayaran yang lebih fleksibel dan cepat sebagai opsi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pertumbuhan BNPL ditunjukkan oleh peningkatan kontrak yang signifikan selama lima tahun terakhir (2019-2023) dengan rata-rata peningkatan sebesar 144,35 persen secara tahunan (yoy). Irfan menyebutkan, kontrak pembiayaan BNPL pada perusahaan pembiayaan di Desember 2023 mencapai 79,92 juta kontrak atau tercatat naik sebesar 18,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca Juga:

Mario Dandy Masih Utang Bayar Restitusi kepada David Rp24 Miliar Lebih

Utang Pemerintah Naik Lagi! Per Juni 2024 Capai Rp8.444,87 T, Hampir 40 Persen dari PDB

Utang Luar Negeri Indonesia Per Mei Capai Rp6.588 Triliun

Share: Paylater Tumbuh 37 Persen: Masyarakat Indonesia Makin Hobi Utang