Agresi Israel ke wilayah Gaza membuat anggaran keuangan negara itu mengalami defisit. Anadolu Agency melaporkan, defisit anggaran Israel meningkat secara bertahap pada tahun ini.
Rasio defisit anggaran terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB negara ini berada pada minus 8,3 persen pada Agustus, meningkat dari minus 7,6 persen pada Juni dan minus 6,2 persen pada Maret, serta minus 4,1 persen pada Desember lalu.
Secara nilai, defisit anggaran Israel mencapai 84 miliar shekel atau sekitar Rp345,4 triliun pada Januari hingga Agustus, dibandingkan surplus 0,3 miliar shekel atau sekitar Rp1,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara pengeluaran negara melonjak 31,8 persen dalam delapan bulan pertama dibandingkan delapan bulan pertama tahun lalu. Data Kementerian Keuangan Israel menunjukkan, pendapatan Israel hanya meningkat 4 persen.
Serangan Israel di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Serangan itu terus berlanjut sejak serangan balasan Hamas pada Oktober lalu.
Otoritas Kesehatan setempat mengatakan, agresi Israel di Gaza telah mengakibatkan hampir 41.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan-serangan yang berlangsung hampir satu tahun ini, yang dituduh oleh penentang pemerintah dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga memerlukan pengeluaran besar dari anggaran Israel dan berdampak buruk terhadap perekonomian negara tersebut.
Baca Juga:
10 Bulan Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 40.265 Orang
Kamala Harris Resmi jadi Capres AS dari Partai Demokrat: Teguhkan Komitmen Dukung Israel
Lebih dari 10 Ribu Tentara Israel Alami Gangguan Mental atau Terluka sejak Insiden 7 Oktober