Isu Terkini

Jutaan Kelas Menengah Indonesia Amblas

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Pixabay/aamiraimer/Ilustrasi Kemiskinan

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan sebanyak 8,5 juta penduduk yang tergolong kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan kelas selama enam tahun terakhir.

Dalam laporan Indonesia Economic Outlook Triwulan III/2024 yang diterbitkan lembaga itu, mereka mengklasifikasi kelas menengah sebagai penduduk yang memiliki peluang kurang dari 10 persen menjadi miskin atau rentan di masa depan berdasarkan konsumsi mereka saat ini. Dari sana, lembaga itu menarik jumlah kelas menengah di Indonesia berdasarkan garis kemiskinan tingkat kabupaten/kota.

Dari kalkulasi mereka, kelas menengah di Indonesia sempat mengalami peningkatan pada kurun 2014-2018, sebelum kemudian amblas sejak 2018 hingga saat ini. Sebelum 2014 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya sebesar 21 juta atau 15,6 persen dari total penduduk Indonesia kala itu.

Kemudian jumlahnya menanjak ke angka 60 juta jiwa atau 23 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Baru selepas 2018, angkanya merosot. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk kelas menengah hanya mencakup 52 juta jiwa pada 2023 atau sekitar 18,8 persen dari total populasi.

“Sejak saat itu, penduduk kelas menengah mengalami penurunan hingga lebih dari 8,5 juta jiwa,” demikian bunyi laporan LPEM FEB UI, seperti dikutip pada Jumat (9/8/2024).

Proporsi jumlah kelas menengah yang tinggi dibutuhkan demi menjadikan Indonesia negara yang tergolong maju. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sendiri menyatakan jika Indonesia ingin mencapai status negara berpenghasilan tinggi, maka jumlah kelas menengah harus ditingkatkan menjadi 70 persen dari total populasi Indonesia pada 2045.

Amblasnya kelas menengah di Indonesia seiring dengan penurunan daya beli kelas menengah sejak 2018. Porsi konsumsi kelas menengah mencapai 41,9 persen dari total konsumsi rumah tangga di Indonesia pada 2018. Sementara di 2023 angkanya menurun, yakni hanya mencapai 36,8 persen dari total konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa sempat membantah penurunan kelas menengah di Indonesia. Dia mengklaim bukan penurunan melainkan shifting atau tren pergeseran pekerja formal menjadi pekerja-pekerja informal. Hal itu disampaikan Suharso kepada awak media pada akhir bulan lalu.

Share: Jutaan Kelas Menengah Indonesia Amblas