Mahasiswa Bangladesh Dorong Peraih Nobel Pemberantas Kemiskinan, Muhammad Yunus Pimpin Pemerintahan
Sejumlah mahasiswa Bangladesh mendorong peraih Nobel asal negaranya, Muhammad Yunus untuk memimpin pemerintahan sementara negara itu. Tuntutan itu diserukan sehari setelah sejumlah pengunjuk rasa berhasil menumbangkan Sheikh Hasina dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Senin (5/8/2024).
Pemimpin utama Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD) Nahid Islam menyatakan, Yunus merupakan sosok yang mendapat banyak penerimaan dari rakyat Bangladesh untuk menakhodai negara itu.
“Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan sementara akan dibentuk di mana Peraih Nobel yang terkenal secara internasional Dr. Muhammad Yunus, yang memiliki penerimaan luas, akan menjadi penasihat utama,” ujar Nahid Islam melalui sebuah pesan video, Selasa (6/8/2024), seperti dikutip lewat Barron’s.
Panglima militer Bangladesh Jenderal Waker-Uz-Zaman pada Senin kemarin mengatakan, Sheikh Hasina telah mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Akibatnya militer akan membentuk pemerintahan sementara. Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa pada Selasa malam ini.
Yunus (84 tahun) merupakan seorang ekonom terkemuka. Ia dipuji karena berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro rintisannya, namun ia mendapat permusuhan dari Hasina, yang menuduhnya “menghisap darah” orang miskin.
Hasina (76 tahun) telah berkuasa sejak 2009 namun dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu pada bulan Januari lalu. Ia memetik protes luas dari rakyatnya selama sebulan terakhir untuk menuntut dia mundur.
“Kami percaya pada Dr. Yunus,” ujar pemimpin utama kelompok SAD, Asif Mahmud melalui sebuah postingan di lini masa Facebook-nya.
Yunus saat ini berada di Eropa, dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin malam bahwa ia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan sementara.
