Internasional

Rapat Darurat DK PBB Merespons Kematian Ismail Haniyeh: AS Bela Israel di Tengah Kecaman Prancis, China, Rusia

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Meeting DK PBB/Portal UN News

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar rapat darurat merespons pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024). Banyak negara anggota DK PBB mengutuk keras pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh dan menyerukan peningkatan upaya diplomatik untuk mencegah perang habis-habisan di Timur Tengah.

Perwakilan Palestina menyerukan komunitas global untuk menghentikan Israel menyeret Timur Tengah ke jurang yang lebih dalam. Wakil Pengamat Tetap Negara Palestina di PBB, Feda Abdelhady Nasser mengatakan, Israel telah menjadi penindas, penyiksa dan pembunuh warga Palestina selama beberapa dekade, dan mereka sudah lama menjadi pengganggu stabilitas kawasan.

“Hal ini harus dihentikan,” kata Nasser seraya menyerukan pertanggungjawaban atas pembunuhan Haniyeh, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Hal senada juga diutarakan China, Rusia dan Aljazair yang mengutuk pembunuhan Haniyeh. Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong mengatakan kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza bertanggung jawab atas memburuknya ketegangan. Dia menyerukan negara-negara dengan pengaruh besar untuk memadamkan api perang di wilayah kantong Palestina.

Cong selanjutnya menggambarkan pembunuhan Haniyeh sebagai upaya terang-terangan untuk menyabotase upaya perdamaian. Pihaknya juga mendesak Israel untuk menghentikan semua operasi militernya di Gaza dan segera menghentikan hukuman kolektif terhadap orang-orang di Gaza.

Rusia juga menggambarkan pembunuhan Haniyeh sebagai pukulan serius bagi perundingan gencatan senjata. Wakil Perwakilan Jepang di PBB, Sementara Shino Mitsuko mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan perluasan konflik di wilayah Timur Tengah.

“Kami khawatir kawasan ini berada di ambang perang habis-habisan” kata dia.

Pihaknya mendesak peningkatan upaya internasional untuk mencegah hal tersebut. Prancis dan Inggris juga meminta agar seluruh faksi di Timur Tengah menahan diri. Duta Besar London untuk PBB Barbara Woodward kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Dia mengatakan Israel dan Hamas perlu berkomitmen kembali pada proses perdamaian yang akan menghasilkan solusi dua negara dengan Israel yang aman dan negara Palestina yang berdaulat.

“Jalan menuju perdamaian harus melalui negosiasi diplomatik. Perdamaian jangka panjang tidak akan terjamin dengan bom dan peluru,” katanya.

Sementara itu, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood justru mendesak DK PBB mendukung Israel. Menurut Israel mempunyai hak untuk membela diri terhadap serangan dari kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah.

“Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan dari Hizbullah, dan teroris lainnya. Itulah yang dilakukannya pada tanggal 30 Juli,” kata Wood seperti dikutip melalui CNN Internasional.

Wood memastikan negaranya tidak mengetahui atau terlibat atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu kemarin.

Share: Rapat Darurat DK PBB Merespons Kematian Ismail Haniyeh: AS Bela Israel di Tengah Kecaman Prancis, China, Rusia