General

Dirlantas Polda Sulteng Minta Maaf Usai Lecehkan Jurnalis yang Wawancara Pakai Handphone

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Tycho Atsma/Jurnalis

Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Dodi Darjanto melayangkan permintaan maaf ke jurnalis stasiun televisi swasta bernama Syamsuddin Tobone. Permohonan maaf itu menyusul kekerasan verbal Dodi Darjanto terhadap jurnalis itu  yang dilakukan di Kota Palu, Sulteng, pada Rabu (17/7/2024).

“Saya juga turut prihatin dan saya juga sangat bersalah dan mohon maaf,” kata Dodi Darjanto kepada sejumlah jurnalis Sulteng dan perwakilan tiga organisasi pers, IJTI Sulteng, AJI Palu dan PFI Palu di Palu, Kamis (18/7/2024).

Dia menjelaskan bahwa tindakannya merupakan bentuk kekhilafan yang dilakukan tanpa adanya unsur kesengajaan. Dodi Darjanto mengatakan hal itu juga hanya bentuk gurauan semata.

Meski telah meminta maaf, IJTI Sulteng bersama organisasi pers lainnya sebagai sesama organisasi profesi, tetap menuntut adanya tindakan tegas dari pimpinan Polri atas sikap Dodi Darjanto yang diyakini sebagai suatu kekerasan verbal yang harus disikapi secara serius.

Insiden kekerasan verbal terhadap jurnalis itu bermula ketika Syamsuddin hendak melakukan wawancara dengan Dodi Darjanto di Tugu 0 Kilometer, Palu. Wawancara itu terkait hasil operasi Patuh Tinombala 2024 di hari pertama.

Syamsuddin lantas dikritik karena hendak merekam wawancara hanya menggunakan ponsel. “Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam. Dia langsung berkata, ‘kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masak wawancara pakai HP, HP merek China lagi. Suruh direkturmu belikan HP yang canggih’” katanya.

Lantas Syamsuddin menjelaskan bahwa teknologi saat ini memungkinkan pengambilan gambar berkualitas tinggi menggunakan ponsel, namun penjelasan tersebut tidak diterima dengan baik.

Insiden tersebut tentunya menimbulkan reaksi dari komunitas jurnalis di Palu. Mereka menganggap tindakan Dodi Darjanto tidak profesional, merendahkan, bahkan menghina kerja jurnalis yang sering kali bekerja dengan berbagai alat standar, termasuk ponsel, dalam situasi yang tidak selalu memungkinkan penggunaan peralatan profesional lengkap.

Share: Dirlantas Polda Sulteng Minta Maaf Usai Lecehkan Jurnalis yang Wawancara Pakai Handphone