Minimnya penutur Bahasa Lampung memicu kekhawatiran bakal punahnya bahasa itu. Hal itu diungkapkan Komunitas Berkat Yakin (Kober) Bandar Lampung yang menggagas festival seni Bahasa Lampung bertajuk “Menatap Tubuh Bahasa.”
Ketua Pelaksana Festival Seni Bahasa Lampung, Alexander GB menyinggung studi yang terbit pada 1984. Studi yang dilakukan pakar sosiolinguistik Profesor Hasyim Gunawan itu meramal bahwa Bahasa Lampung akan punah dalam tiga generasi. Atau berarti 75 tahun dari tahun 1984, dan 36 tahun dari tahun 2024.
Dalam sebuah konferensi pers di Bandar Lampung, Senin (15/7/2024) Alexander GB mengatakan, saat ini Bahasa Lampung merupakan bahasa minoritas di provinsi sendiri.
Pihaknya mengurai, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan menurunnya jumlah penutur Bahasa Lampung. Semisal karena minimnya jumlah populasi etnis Lampung yang kin hanya di angka 13,82 persen.
Posisi geografis Lampung yang strategis membuat provinsi ini menjadi tujuan bermukim sejumlah etnis. Sehingga mereka menggunakan bahasa asal mereka sendiri ketika bermukim di Lampung.
Kondisi ini diperparah karena generasi muda Lampung cenderung pasif sebagai penutur bahasa daerah. Kober menduga bahwa penutur Bahasa Lampung kini terputus pada generasi tua.
Tergusurnya Bahasa Lampung bakal menimbulkan konsekuensi yang besar. Semisal hilangnya budaya penutur bahasa tersebut.
“Jika Bahasa Lampung punah, maka dasar eksistensi tradisi Lampung akan ikut punah,” kata Alexander GB.