Menteri BUMN Erick Thohir mendesak dilakukannya investigasi terhadap kasus pembobolan peladen atau server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, Surabaya beberapa waktu lalu.
Desas-desus menyebutkan, hal itu disebabkan oleh kelalaian oknum pegawai Telkom. Erick meminta jika benar demikian, maka mereka layak untuk dicopot.
“Yang pasti, kita mendukung. Kalau ada yang tidak kompeten, ya kita copot juga,” kata Erick di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Menurut dia, langkah untuk menginvestigasi peretasan terhadap PDNS 2 bukan dilatari motif politik, melainkan murni untuk membersihkan aktor-aktor yang tidak berkompeten.
Ia mendorong agar mereka yang tidak baik harus digusur dalam pemerintahan. “Mendorong pembersihan individu yang korup atau individu yang tidak baik, ya kita dorong,” kata Erick.
Diketahui, desakan agar Budi Arie Setiadi mengundurkan diri dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) semakin menguat. Petisi daring yang menyuarakan hal ini telah didukung lebih dari 26 ribu warganet.
Sampai Rabu (10/7/2024) pukul 15:00 WIB, petisi yang digagas oleh Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) pada laman Change.org itu, total telah ditandatangani 26.212 warganet.
Kemunculan petisi bertajuk “PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!” itu menyusul kegagalan kementerian yang dikomandoi Budi Arie tersebut untuk mengamankan data warga yang ditampung pada Pusat Data Nasional (PDN). Petisi itu tercatat pertama kali terbit pada 26 Juni lalu.
Namun alih-alih Budi yang mundur, justru Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan yang mengundurkan diri dari jabatannya, pada Kamis (4/7/2024).
Semuel Abrijani mengatakan bahwa kebobolan pada PDNS 2 beberapa waktu lalu, merupakan tanggung jawabnya. Sehingga menurutnya, dialah yang harus mundur.