Internasional

Joe Biden Salah Ucap: Panggil Zelensky “Putin” dan Kamala Haris “Trump”

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Twitter/potus/Joe Biden

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kedapatan memanggil Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebagai “Presiden Rusia, Putin” dan Kamala Harris sebagai “Wakil Presiden Trump.” Hal itu disebut sebuah kesalahan besar yang akan memperburuk krisis yang melanda masa kepresidenannya.

Joe Biden belakangan ini menghadapi seruan untuk mundur karena kekhawatiran mengenai usianya. Terbaru ia tampak bingung membedakan antara presiden Ukraina dan pemimpin Rusia di panggung pertemuan puncak internasional.

Dia kemudian menyebut Harris, wakil presidennya, sebagai “Wakil Presiden Trump.” Dilansir dari The Telegrapha, kejanggalan ini terjadi pada akhir pertemuan puncak NATO di Washington DC, AS baru-baru ini.

Ia berdiri di atas panggung bersama 23 pemimpin negara sekutu lainnya. Di sana, Biden berbicara selama beberapa menit tentang pentingnya melindungi Ukraina dari agresi Rusia, sebelum beralih ke Zelensky dan memperkenalkannya dengan nama yang salah.

“Sekarang, saya ingin menyerahkan kepada Presiden Ukraina, yang memiliki keberanian dan tekad yang sama,” kata Biden.

“Hadirin sekalian: Presiden Putin,” lanjutnya.

Dia kembali ke mikrofon dan mencoba menjelaskan kesalahannya. “Saya sangat fokus untuk mengalahkan Putin,” katanya.

Sembilan puluh menit kemudian, selama konferensi pers kedua, Biden ditanya apakah Kamala Harris memenuhi syarat untuk mengambil alih pekerjaannya jika diperlukan. “Saya tidak akan memilih Wakil Presiden Trump menjadi wakil presiden, karena menurut saya dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden,” ujar Biden.

Donald Trump segera memanfaatkan momen ini dan menulis di media sosial: “Kerja bagus, Joe!” Dalam beberapa menit, klip-klip itu diedarkan secara daring oleh akun resmi Partai Republik.

Biden kemudian membela kesehatannya, tetapi mengatakan dia harus berbuat lebih banyak untuk meredakan kekhawatiran pendukungnya dengan lebih sering tampil di acara-acara publik. Para penasihat presiden telah bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya lebih banyak kesalahan di panggung dunia, setelah dua minggu mendapat kritik atas penampilannya dalam debat presiden pada 27 Juni lalu.

Kedua kesalahan tersebut menghasilkan lebih banyak seruan bagi Biden untuk mengakhiri kampanyenya dan memberi jalan bagi kandidat yang lebih muda. Jim Himes, petinggi Partai Demokrat di Komite Intelijen DPR, mengatakan Partai Demokrat harus mengajukan “kandidat terkuat” untuk mengalahkan Trump, dan dia tidak lagi percaya bahwa itu adalah Joe Biden.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas Biden merosot sejak debat tersebut. Dia sekarang berada di belakang Trump di hampir semua negara bagian, dan beberapa negara bagian yang sebelumnya suara Biden aman kini bergejolak.

Share: Joe Biden Salah Ucap: Panggil Zelensky “Putin” dan Kamala Haris “Trump”