Isu Terkini

BRIN Temukan Lukisan Karampuang Berusia 51.200 Tahun, Gambar Hias Gua Tertua di Dunia

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Lukisan Karampuang/BRIN

Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Griffith University dan Southern Cross University menemukan lukisan gua tertua di dunia yang tergambar di permukaan gua kapur di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Lukisan cadas itu menggambarkan tiga figur menyerupai manusia sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan.

Ketua tim peneliti, Adhi Agus Oktaviana mengatakan lukisan Leang Karampaung diperkirakan telah berumur setidaknya 51.200 tahun. Penemuan itu menurutnya memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal.

“Hasil yang kami peroleh ini sangat mengejutkan karena belum ada karya seni dari zaman Es Eropa yang terkenal yang umurnya mendekati umur lukisan gua Sulawesi ini, walau ada pengecualian pada beberapa temuan kontroversial di Spanyol. Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun,” kata Oktaviana dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip melalui portal BRIN, Jumat (5/7/2024).

Penemuan ini juga mengindikasikan bahwa lukisan gua yang bersifat naratif merupakan bagian penting dalam budaya seni manusia awal Indonesia pada masa itu.

“Pada dasarnya manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun, namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi,” kata Oktaviana.

Profesor Adam Brumm dari Griffith’s Australian Research Centre for Human Evolution (ARCHE) yang turut serta dalam penelitian ini, menyatakan bahwa seni hias gua dari Leang Karampuang dan Leang Bulu’ Sipong 4 memberikan pemahaman baru terhadap signifikansi budaya bercerita dalam kaitannya dengan sejarah seni.

“Perlu diingat bahwa lukisan cadas tertua yang kami temukan di Sulawesi ini terdiri atas beberapa adegan yang bisa dikenali dengan mudah, yaitu penggambaran interaksi manusia dan hewan yang bisa ditafsirkan bahwa seniman pembuatnya berusaha untuk berkomunikasi secara naratif,” ujar Brumm.

Brumm juga menyatakan bahwa ini merupakan sebuah penemuan mutakhir karena pandangan akademis selama ini menunjukkan bahwa lukisan gua figuratif awal hanya terdiri atas panel individual tanpa memperlihatkan adegan yang jelas. Kemunculan representasi gambar yang memiliki cerita baru muncul kemudian dalam seni hias Eropa.

Kepala PR Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Irfan Mahmud berpendapat bahwa publikasi ini sangat bermakna bagi narasi kebudayaan dunia dari berbagai aspek ilmu pengetahuan. Serta juga makin memperkuat nilai penting  warisan arkeologi Maros-Pangkep sebagai kawasan yang sangat penting dilindungi dan dimanfaatkan untuk riset, pendidikan, termasuk pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat.

Share: BRIN Temukan Lukisan Karampuang Berusia 51.200 Tahun, Gambar Hias Gua Tertua di Dunia