Israel berhasil membebaskan empat orang sandera Hamas di Gaza tengah, Sabtu (8/6/2024). Keempatnya ialah Noa Argamani (25), Almog Meir Jan (21), Andrey Kozlov (27), dan Shlomi Ziv (40) yang dibebaskan dalam sebuah operasi di jantung Nuseirat, Gaza.
Para sandera dibawa dengan helikopter untuk pemeriksaan kesehatan dan reuni dengan orang-orang tercinta setelah 246 hari disandera.
Argamani, salah satu sandera yang paling dikenal, diculik, seperti tiga sandera lainnya, dari sebuah festival musik di Israel selatan. Video penculikannya, yang pertama kali muncul, menunjukkan dia duduk di antara dua pria yang mengendarai sepeda motor sambil berteriak, “Jangan bunuh saya!”
Dilansir melalui LA Times, dalam sebuah pesan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Israel, Argamani yang gembira mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melalui telepon bahwa dia sangat bersemangat, dan mengatakan bahwa dia sudah lama tidak mendengar bahasa Ibrani.
Operasi pembebasan sandera itu berbarengan dengan serangan udara Israel ke area Kamp Nuseirat. Pembantaian itu menewaskan lebih dari 200 warga Palestina. Para jenazah korban pembantaian tersebut banyak ditampung di Rumah Sakit (RS) Al Aqsa Martyrs.
Juru Bicara RS Al Aqsa Martyrs, Khalil Degran mengatakan, sedikitnya 274 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam operasi pembebasan empat sandera Israel yang ditahan Hamas.
“Jumlah syuhada dalam kejahatan pendudukan Israel terhadap warga sipil di pembantaian Nuseirat hari Sabtu (8/6) mencapai 274 orang, termasuk 64 anak-anak, 57 perempuan dan 37 lansia,” kata Khalil Degran, seperti dikutip melalui VOA Indonesia.
“Di antara mayat-mayat yang kami terima, ada yang hanya merupakan potongan tubuh, sehingga menyulitkan untuk melakukan identifikasi,” sambungnya.
Sementara jumlah korban luka-luka mencapai 698 orang, termasuk 153 anak-anak, 161 perempuan dan 54 lansia. Khalil Degran mengatakan, di antara korban luka-luka yang tiba di rumah sakit, ada yang terpaksa diamputasi, dan menderita luka sangat parah.
Warga Palestina masih terguncang dengan jumlah korban tewas pada Sabtu (8/6/2024) lalu, yang merupakan jumlah kematian terbanyak dalam waktu 24 jam dalam perang Gaza yang telah berlangsung selama delapan bulan itu. Korbannya termasuk banyak perempuan dan anak-anak.
Netanyahu dalam pernyataannya berjanji akan terus mengobarkan perang di Gaza sampai semua sandera dibebaskan. Menteri Pertahanan Yoav Gallant memuji operasi tersebut dengan menyebutnya sebagai operasi yang berani.
“Operasi tersebut bersifat berani, direncanakan dengan cemerlang dan dilaksanakan dengan cara yang luar biasa,” kata Yoav Gallant.