Belakangan, mengemuka wacana untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2023. Keduanya diketahui, saat ini didapuk sebagai calon presiden (capres) dalam koalis masing-masing.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani mengaku tidak menutup kemungkinan untuk menduetkan kedua bakal calon presiden tersebut. Apalagi, selama ini pihaknya intens menajalin komunikasi dengan Partai Gerindra.
Meski demikan, Puan mengatakan akan melihat dinamika perpolitikan yang ada selama satu bulan ke depan.
“Ya, kita lihat lagi bagaimana dinamikanya selama satu bulan ini, apakah kemudian bisa terjadi atau tidak terjadi, kan semua partai punya kalkulasinya,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Jika wacana itu terealisasi, lanjut dia maka Pilpres tahun depan dipastikan bakal diikuti hanya dua poros.
Menurutnya, hal itu kemungkinan terjadi dengan skenario Ganjar Pranowo akan mengalah menjadi wakilnya. Sementara, Prabowo secara otomatis menjadi capresnya.
Dengan demikian, menurutnya hanya ada dua poros yang akan bertarung, yakni poros koalisi perubahan dan poros koalisi Indonesia Maju.
Sementara itu, Analis Politik sekaligus Direktur Pascasarjana pada Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Dr. Ahmad Atang mengatakan, wacana dua poros dalam Pilpres 2024 mendatang akan sulit terlaksana.
“Secara normatif politis, wacana ini sah-sah saja karena dalam politik selalu berlaku teori kemungkinan tetapi sepertinya sulit terlaksana,” kata Ahmad melalui keterangan persnya., Jumat (22/9/2023).
Menurut pengajar ilmu politik pada UMK itu, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan wacana dua poros ini sulit terlaksana.
“Pertama adalah masuknya PDIP dalam KIM akan mempersulit posisi Prabowo dengan mitra koalisinya dalam menentukan cawapres, jika PDIP datang dengan figur Ganjar Pranowo,” ujarnya.
Selanjutnya, kedua figur cawapres yang selama ini digodok oleh KIM menjadi tergusur dengan masuknya Ganjar Pranowo, sehingga akan mengganggu soliditas KIM yang selama ini terbangun tanpa PDIP.
Ketiga, masuknya PDIP akan membuat partai dalam KIM merasa tidak nyaman karena watak mengatur-ngatur yang ditunjukkan PDI Perjuangan selama ini bisa terjadi di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Terakhir, KIM sudah pada tahap finalisasi konsolidasi tim dan terus bergerak maju sehingga akan mengalami stagnasi jika masuknya PDIP justru merubah desain yang sedang berjalan.
Kenyataan ini, menurutnya memberikan indikasi jika hingga sekarang Gerindra dan mitra koalisi tidak memberikan respons yang serupa.
“KIM sepertinya merasa memiliki kekuatan dengan masuknya Demokrat. Bergabungnya Demokrat dalam KIM tanpa syarat apapun dan mestinya semangat ini juga harus dimiliki oleh PDIP. Terlepas dari itu, komunikasi politik terus dibangun dan semoga ada kejutan ke depannya,” tuturnya.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu.
Dengan ketentuan, memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI.
Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Sementara itu, merespons wacana ini Ganjar Pranowo mengatakan semua peluang bisa saja terjadi sebelum pendaftaran di KPU.
Adapun, wacana untuk menduetkan Ganjar dan Prabowo mengemuka DPD Projo (Pro Jokowi) Bali mengusulkan wacana tersebut.
“Kalau politik itu, sebelum ditetapkan KPU, semua peluang bisa terjadi,” kata Ganjar setelah mengikuti rapat Tim Pemenangan Nasional (TPN) di gedung High End, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).