Pramudji Pramudi, Sosok Polisi Pangkat Rendah Ayah Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunggah potret lawasnya bersama sang ayah, Parmudji Pramudi Wiryo melalui akun Instagram pribadinya @ganjarpranowo, Kamis (6/7/2023).
Dalam potret tersebut, Ganjar mengungkapkan kebanggannya menjadi anak dari seorang polisi. Foto itu memperlihatkan Ganjar yang mengenakan seragam sekolah dengan latar belakang gorden.
Tampak Ganjar berdiri di samping ayahnya, Parmudji Pramudi Wiryo yang berpose mengenakan seragam polisi.
“Saya bangga jadi anak polisi,” demikian keterangan tertulis yang menyertai unggahan foto tersebut.
Hal yang menarik untuk mengulik sosok dari Pramudji Pramudi Wiryo. Dirangkum dari berbagai sumber, diketahui dari Pramudji merupakan seorang polisi purnawirawan dengan pangkat Letnan Satu (Lettu) Korps Polri dan bertugas di Polsek Kutoarjo.
Parmudji Pramudi Wiryo pernah ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan PRRI/Permesta di Sumatra Tengah (Sumatra Barat, Riau, dan Jambi).
Pemberian nama ‘Pri’ terhadap tiga saudara Ganjar (Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, dan Pri Jadi Joko Prasetyo) karena Pramudji Pramudi Wiryo tiga kali turun ke medan operasi penumpasan PRRI.
Parmudji Pramudi Wiryo meninggal dunia di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, Senin (3/4/2017) sekitar pukul 09.15 WIB. Ia meninggal dunia di usianya ke-87 tahun karena sakit.
Saat menghadiri perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-24 Persatuan Purnawirawan (PP) Polri di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023) lalu, Ganjar sempat berbagi cerita soal kehidupan masa lalunya bersama sang ayah.
Ia mengungkapkan, kehidupan keluarganya sebagai ‘anak kolong’ dari ayahnya yang kala itu, masih aktif bertugas tidaklah mudah dan serba keterbatasan.
Sebagai anak kelima dari enam bersaudara, Ganjar mengaku memperoleh banyak pelajaran hidup dari sosok Pramudji. Saat bersama ayahnya, ia sering menyemir sepatu dan mengelap kuningan yang digunakan sebagai kepala sabuk polisi.
“Pangkat ayah saya adalah yang paling rendah di antara mereka dan kami diberi kesempatan untuk berbicara tentang apa yang kami lakukan. Masa lalu kami sebagai anak-anak polisi, disiplin yang diajarkan kepada kami dan bagaimana kami berbakti pada bangsa dan negara dalam jabatan kami saat ini,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, dari nilai-nilai kedisiplinan, kemandirian, dan semangat juang yang diajarkan ayahnya itulah yang membentuk pribadinya seperti sekarang.
Ia mengungkapkan, memiliki ayah sebagai seorang aparat dan sosok ibu Bhayangkari merupakan keberuntungan bagi hidupnya. Sebab, dirinya berkesempatan belajar nilai-nilai kehidupan yang berguna dalam bermasyarakat dan berbangsa.
“Sebagai anaknya, dapat memberikan kesaksian seperti itu adalah sebuah kebanggaan. Dengan perbedaan pendekatan yang beragam, kami semua berkomitmen untuk menjaga bangsa dan negara ini serta menghadapi tantangan di masa depan,” tutur Ganjar.
