Pihak berwenang Iran menggantung seorang pria yang dihukum karena pelanggaran narkoba meskipun dia telah terbunuh dalam konfrontasi dengan petugas penjara sesaat sebelum eksekusi yang direncanakan.
Laporan NGO: Sebuah organisasi swadaya masyarakat yang berbasis di Norwegia, Iran Human Rights (IHR) mengatakan, pria itu bernama Nematullah Barahui, akan digantung dengan pria lain yang juga dihukum karena pelanggaran narkoba di penjara Zahedan di tenggara provinsi Sistan-Baluchistan pada hari Minggu (6/11/2022).
Tetapi mengutip sumber-sumber lokal yang tidak disebutkan, mengatakan bahwa dia terbunuh dalam pertengkaran dengan petugas sebelum eksekusi yang direncanakan. Pihak berwenang tetap menggantungnya untuk mencegah masalah hukum bagi penjaga penjara.
Situs berita Hal Vash, yang memantau peristiwa di Sistan-Baluchistan dan yang mempengaruhi minoritas Sunni Iran, juga melaporkan bahwa Barahui terbunuh sebelum eksekusi yang dimaksud.
Kronologi: Melansir AFP melalui Barron’s, dikatakan bahwa terpidana telah dibangunkan pada Minggu dini hari dan diberitahu bahwa dia akan dieksekusi.
“Karena tidak sadar, dia melawan dan kemudian dibunuh dengan dipukul di leher oleh petugas penjara “dengan benda tajam,” kata Hal Vash.
Dia memiliki tiga anak perempuan. Namun, otoritas penjara mencegah keluarganya untuk bertemu dengannya selama bertahun-tahun.
Belum mengklarifikasi: Tidak ada konfirmasi dari pihak berwenang Iran dan eksekusi tersebut belum dilaporkan di media Iran seperti halnya dengan sebagian besar hukuman gantung di negara itu.
Amnesty International mencatat, eksekusi mati terhadap tahanan di Iran setidaknya ada 314 orang pada tahun lalu. Angka itu lebih tinggi daripada di negara lain di seluruh dunia.
Sementara IHR mengatakan bahwa 462 orang telah dihukum mati di Iran sepanjang tahun ini.
Perwakilan dari orang-orang Sunni Baluch yang tinggal di Sistan-Baluchistan mengatakan jumlah yang tidak proporsional dari komunitas mereka dieksekusi, dan mereka juga menderita diskriminasi secara keseluruhan.
IHR mengatakan provinsi ini telah menjadi titik nyala utama demonstrasi akhir-akhir ini, dengan lebih dari 100 orang tewas oleh pasukan keamanan di Sistan-Baluchistan sejak 30 September.
Jumlah korban ini tidak termasuk mereka yang tewas oleh pasukan keamanan dalam protes yang lebih luas yang sedang berlangsung. Protes yang melanda negara itu dipantik kematian wanita muda Kurdi, Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral yang ditakuti pada pertengahan September akibat tidak mengenakan hijab.
Baca Juga:
Kronologi Remaja Dibebaskan dari Dakwaan Usai Dieksekusi Mati pada 1931
Arab Saudi Eksekusi Mati Dua WNI
Rekam Jejak Wakil Jaksa Agung Baru Sunarta, Pernah Eksekusi Mati Terpidana Narkoba