Isu Terkini

Rishi Sunak jadi PM Inggris

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/Reuters/as

Rishi Sunak menjadi perdana menteri (PM) baru Inggris setelah calon-calon lainnya mundur dari persaingan. Ia terpilih sebagai PM di tengah periode paling bergejolak dalam sejarah Inggris.

Karir politik: Sunak dianggap sebagai politisi pragmatis dan aman untuk membimbing Inggris, setelah proposal kebijakan Liz Truss seputar pemotongan pajak dan pengeluaran mengguncang kredibilitas pemerintah dan menakuti pasar. Karir politiknya di Inggris terbilang moncer. Setelah berkarir di bidang perbankan, Sunak memasuki Parlemen pada 2015. Hanya 5 tahun kemudian, Eks PM Boris Johnson mengangkatnya sebagai Menteri Keuangan.

Sunak menjadi orang Asia Inggris pertama yang menjadi PM. Ia juga menjadi orang non kulit putih pertama yang menduduki posisi puncak di Inggris. Sunak menjadi PM termuda (42 tahun) dalam 200 tahun terakhir.

“Itu adalah perkembangan yang sangat, sangat baru,”ujar Direktur British Future, sebuah think tank yang meneliti isu-isu seputar imigrasi, integrasi, ras, dan identitas, Sunder Katwala, dilansir dari NPR.

Etnis minoritas: Sejak David Cameron menjadi PM, Partai Konservatif telah menempatkan lebih banyak etnis minoritas di posisi senior di dalam pemerintahan.

“Keanekaragaman etnis telah menjadi normal baru di meja atas politik Inggris. Dalam lima tahun terakhir, kami telah melihat kanselir menteri keuangan etnis minoritas, sekretaris dalam negeri, sekretaris asing dengan kecepatan yang luar biasa. Semua orang terbiasa dengan itu dan semua orang berpikir Anda tidak boleh terlalu banyak melakukan itu,” tutur Katwala.

Sunak dipandang sebagai panutan oleh komunitas Asia Selatan Inggris, terutama yang ingin terjun ke dunia politik. Sunak kemungkinan akan menghadapi pengawasan ketat, karena berasal dari latar belakang yang sangat istimewa dan istrinya, pewaris IT kelahiran India, sampai saat ini tidak membayar tarif tertinggi pajak Inggris sebagai penduduk Inggris yang berdomisili penuh.

Hikmah: Kepala eksekutif dari lembaga pemikir Chatham House, Bronwen Maddox mengatakan, hikmah dari semua kekacauan beberapa minggu terakhir adalah memaksa seseorang dengan kompetensi ekonomi ke puncak bidang Konservatif. Disisi lain, juga telah memaksa Buruh, partai oposisi utama, untuk menyusun platform berdasarkan klaim koherensi keuangan, kompetensi, hal-hal yang tidak selalu dikaitkan di masa lalu.

Anggap China ancaman: Sebelumnya, Rishi Sunak menganggap China sebagai ancaman jangka panjang terbesar bagi Inggris. Sunak mengkritik pemerintah China karena membebani negara berkembang dengan utang yang tidak dapat diatasi dan menggunakan itu untuk menyita aset mereka.

“Cukup sudah. Sudah terlalu lama, politisi di Inggris dan di seluruh barat telah menggelar karpet merah dan menutup mata terhadap aktivitas dan ambisi jahat China,” ujar Sunak, dilansir dari The Guardian.

Tutup institut: Ia berencana mengekang kekuatan lunak negara itu dengan menutup semua 30 Institut Konfusius, yang mempromosikan pengajaran bahasa dan budaya China di Inggris. Ia mengklaim kekuatan lunak China ditingkatkan oleh pengajaran bahasa Mandarin yang didanai pembayar pajak di berbagai universitas yang disalurkan melalui organisasi.

Badan-badan kontroversial tersebut telah dikritik sebelumnya karena mempengaruhi kebebasan akademik di Inggris. Bahkan, disebut ketinggalan zaman. 30 Institut Konfusius itu merupakan usaha patungan antara universitas tuan rumah, universitas mitra di Cina, dan Yayasan Pendidikan Internasional Cina (CIEF), sebuah organisasi yang berbasis di Beijing.

Baca Juga:

Hanya 45 Hari jadi PM Inggris, Liz Truss Dapat Pensiun Rp2 Miliar Seumur Hidup

Liz Truss Mundur dari Kursi PM Inggris

Mendagri Inggris Mundur usai Salah Kirim Email

Share: Rishi Sunak jadi PM Inggris