Presiden China Xi Jinping berjanji untuk membuka ‘pintu lebih lebar lagi’ saat bertemu dengan wartawan asing di Beijing, Minggu (23/10/2022) siang.
Temui wartawan: Janji itu terucap sehari setelah terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) untuk periode ketiga (2022-2027). Pertemuan tersebut menjadi yang pertama kali sejak 2017, ketika Xi Jinping bertemu wartawan secara langsung setelah Kongres Nasional ke-19 CPC.
“Lebih dari sepekan, rekan-rekan kami dari media meliput Kongres Nasional ke-20 CPC secara ekstensif,” ucapnya usai memimpin rapat pleno pertama dengan anggota Komite Sentral ke-20 CPC, dilansir dari Antara.
Menurut Xi Jinping, China tidak bisa berkembang hanya dengan mengisolasi diri. Sebaliknya, dunia juga membutuhkan China untuk berkembang atau membangun.
“Berkat bantuan Anda, suara China dan pandangan Partai telah didengar secara global dan dunia mengalihkan pandangannya ke China. Terima kasih atas kerja keras Anda,” ujar Xi kepada 200 media asing dan 300 media lokal yang memadati ruangan di Balai Agung Rakyat itu.
Kekuatan ekonomi China: Ia mengklaim fundamental perekonomian China juga sangat kuat dan memiliki banyak potensi. Kekuatan ekonomi China, kata dia, tidak akan berubah dan tetap positif dalam jangka panjang.
“Kami akan membuka pintu lebih lebar lagi. Kemakmuran China akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi dunia,” tutur Xi.
Ia menyerukan kepada masyarakat dunia untuk bersama-sama menatap masa depan pada masalah-masalah kemanusiaan. “Kita semua bisa hidup harmonis, melakukan kerja sama yang saling menguntungkan, dan bergandengan tangan membangun masa depan dunia yang lebih cerah,” ucapnya.
Dalam pertemuan dengan wartawan itu, Xi memperkenalkan enam anggota Komite Tetap Biro Politik, badan pengambil keputusan tertinggi partai penguasa di China yang dipimpinnya itu untuk periode lima tahun mendatang.
Baca Juga:
Untuk Ketiga Kalinya, Xi Jinping Kembali Terpilih Pimpin China
Alasan RI Tolak Bahas Dugaan Pelanggaran HAM China ke Muslim Uighur di PBB
Indonesia Tolak Bahas Dugaan Pelanggaran HAM China terhadap Muslim Uighur