Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyesalkan, Israel tidak bergabung dengan rezim sanksi internasional terhadap Rusia. Ia menyayangkan Israel belum mengizinkan masuk bebas visa bagi pengungsi yang melarikan diri dari invasi Rusia.
“Ketika pemerintah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, ini bukan tentang uang atau bisnis. Ini tentang nilai-nilai dan keamanan umum. Ini tentang semua orang yang mau menghancurkan bangsa lain dimintai pertanggungjawaban. Jepang, Australia dan banyak negara lain telah bergabung [rezim sanksi]. Banyak negara Eropa bertindak bersama dengan kami melawan agresi Rusia,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada mahasiswa di Universitas Ibrani Yerusalem dalam pidato video khusus, Kamis (23/6/2022) dilansir dari The Jerussalem Post.
Bukan situasi sederhana: Duduk di sebelah bendera Ukraina mengenakan kemeja lengan pendek berwarna zaitun, Zelensky mengaku memahami bahwa ini bukanlah situasi yang sederhana. Secara taktis, diakui situasi lemah Israel mengingat militer Rusia ditempatkan di seberang perbatasan utaranya di Suriah.
Namun, situasinya tidak berbeda di Polandia yang juga terancam oleh Rusia. Polandia memberi kami dukungan logistik penting dan menampung 2,5 juta orang.
Luksemburg, negara berpenduduk 600.000 orang, telah memberikan Ukraina setara dengan 15% dari anggaran pertahanannya dan menyebut negara-negara Baltik telah mengirim senjata.
“Kami juga ingin mendapatkan dukungan dari pemerintah Anda. Israel telah menghentikan rezim ‘bebas visa’, dan hal itu dilakukan hari-hari ini, sekarang,” ujar Zelensky.
Pertanyakan sikap Israel: Irlandia yang tidak memiliki ikatan sejarah dan budaya dengan Ukraina telah memberikan akses ‘bebas visa’ bagi pengungsi. Sedangkan Jepang dan Kanada menyederhanakan akses. Ia menggambarkan kondisi rakyatnya yang melarikan diri dengan menuduh ‘penjajah’ Rusia mengubur orang di kuburan ‘kolektif’, menembak orang di jalanan, menyiksa orang, hingga memperkosa anak di bawah umur.
“Bagaimana Anda tidak bisa membantu para korban agresi seperti itu?. Saya mengajukan pertanyaan ini karena saya tahu bahwa Anda peduli,” tutur Zelensky.
Ia mempersoalkan batasan dari Kementerian Dalam Negeri Israel terkait hanya 5.000 pengungsi Ukraina yang bisa memasuki negara itu. Pengecualian bagi pengungsi Ukraina yang memiliki kerabat warga Israel. Hingga saat ini, Kementerian Dalam Negeri Israel mencatat 34.403 pengungsi telah memasuki negara itu. Sebanyak 26.000 di antaranya memenuhi syarat untuk imigrasi di bawah Hukum Kepulangan.
Zelensky berterima kasih kepada Israel atas obat yang dikirim ke Ukraina. Namun, kata dia, Ukraina belum menerima sebagian besar persediaan yang diminta. Zelensky pernah berbicara tentang peran Israel sebagai mediator antara Kyiv dan Moskow pada Maret 2022 lalu. Akan tetapi, kali ini dia tidak menyebutkannya.
Kedekatan Israel-Ukraina: Zelensky merupakan seorang Yahudi yang membicarakan warisan bersama antara kedua negara itu. Ini mengingat kehadiran lama Yahudi di Ukraina, dan sejumlah besar orang Israel keturunan Ukraina.
“Harap diingat seberapa banyak budaya kita terkait, seberapa dekat ikatan kita dan tingkat pemahaman apa yang seharusnya ada di antara kita. Jadi mengapa kita memiliki kesalahpahaman ini dengan beberapa perwakilan pemerintah? Saya tidak tahu,” ucapnya.
Zelensky mengaku peduli dengan hubungan masa depan antara negara dan rakyat Israel maupun Ukraina. “Kami memiliki masa depan yang hebat bersama dari orang-orang hebat, karena kami memiliki sejarah dan masa lalu yang hebat ini. Kita harus saling menatap selama bertahun-tahun yang akan datang,” tutur Zelensky.
Dalam menyoroti hubungan Israel-Ukraina, Zelensky mengingatkan, mantan perdana menteri Golda Meir dan dramawan Yahudi Shalom Aleichem yang berasal dari Kyiv. Ia juga mengutip tempat-tempat suci seperti Uman, dan peringatan bagi orang-orang Yahudi Ukraina yang dibunuh oleh Nazi. Namun, tidak menyebutkan orang-orang Yahudi yang dibunuh oleh orang Ukraina.
Gabung Uni Eropa: Pidato Zelensky datang sehari sebelum peringatan empat bulan invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menggalang dukungan internasional untuk negaranya. Ia mencatat Ukraina berada di ambang penerimaan sebagai kandidat aksesi ke Uni Eropa.
“Kami akan segera menjadi bagian dari keluarga itu, dan kami telah berkorban banyak untuk itu,” ucapnya.
Baca Juga:
Jokowi akan Temui Zelensky dan Putin
Pasukan Elit dan Amunisi Tak Terbatas Kawal Jokowi ke Ukraina
Jokowi Dikawal 39 Pasukan Elit saat Temui Zelensky di Ukraina