Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, akan 60 negara yang ekonominya terancam runtuh. Menurut Jokowi, Indonesia wajib waspada.
Ancaman keruntuhan ekonomi: Indonesia harus waspada untuk tidak masuk dalam kelompok negara dengan ancaman keruntuhan ekonomi.
“Bank Dunia menyampaikan, IMF menyampaikan, UN/PBB menyampaikan, terakhir baru kemarin, saya mendapatkan informasi 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana,” tutur Jokowi dikutip Antara.
Potensi sulit membantu: Jokowi mengatakan apabila hanya satu atau dua negara yang mengalami keterpurukan potensi untuk dibantu oleh negara lain masih besar.
“Siapa yang mau membantu mereka kalau sudah 42 negara ambruk)? Mungkin kalau masih satu, dua, tiga negara krisis bisa dibantu mungkin dari lembaga-lembaga internasional; tetapi kalau sudah 42 dan nanti bisa mencapai 60 (negara), kita tidak mengerti apa yang harus kita lakukan,” ujar Jokowi.
Jokowi meminta para kader PDI Perjuangan untuk berjaga-jaga, meningkatkan kewaspadaan, dan berhati-hati. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, kata dia, sudah mewanti-wanti kalau Indonesia tidak berada pada posisi normal.
Potensi krisis: Menurut Jokowi, ada potensi krisis yang terjadi akibat perubahan kondisi global. Jika sudah dilanda krisis keuangan, maka akan berdampak pula ke krisis pangan, hingga krisis energi.
“Mengerikan. Saya kira kita tahu semuanya, sudah satu, dua, tiga negara yang mengalami hal itu, tidak punya cadangan devisa, tidak bisa beli BBM, tidak punya cadangan devisa, tidak bisa beli pangan tidak bisa impor pangan karena pangan dan energinya impor semuanya; kemudian terjebak juga kepada pinjaman utang yang sangat tinggi,” ucapnya.
Subsidi BBM: Ia mengklaim, harga bahan bakar minyak di Indonesia tergolong rendah. Di antaranya, Pertalite yang masih Rp7.650 per liter dan Pertamax Rp12.500 per liter. Ia mengingatkan, bahwa harga tersebut bisa terjangkau karena pemerintah telah memberikan subsidi.
“Saya berikan perbandingan saja, harga bensin, harga BBM di Indonesia, Pertalite tadi Rp7.650, Pertamax Rp12.500-13.000. Coba kita tengok di Singapura, harga bensin sudah Rp31.000, di Jerman harga bensin juga sama Rp31.000, di Thailand sudah Rp20.000, kita masih Rp7.650; tapi ini yang harus kita ingat, subsidi kita kesini bukan besar, besar sekali,” tutur Jokowi.
Harga subsidi BBM tersebut, kata dia, mencapai Rp502 triliun. Bahkan, subsidi besar itu bisa digunakan untuk membangun satu ibu kota.
“Sampai kapan kita bisa bertahan dengan subsidi sebesar ini? Kalau kita tidak mengerti angka ini, kita tidak merasakan betapa sangat beratnya persoalan saat ini. Bangun Ibu Kota (Nusantara) Rp466 triliun, ini untuk subsidi; tapi tidak mungkin ini tidak kami subsidi, akan ramai. Kami juga ada hitung-hitungan sosial politiknya juga kami kalkulasi,” ujar Jokowi.
Baca Juga:
Tokoh Kiri Eks Gerilyawan jadi Presiden Kolombia
Sebut Ultah Presiden Hari Berkabung, Sri Lanka Tangkap Mahasiswa
Mahfud MD soal Jokowi Temui Putin: Saya Kira Apa Masalahnya?