Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar pertemuan dengan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Di Tiro, Gondokusuman, Yogyakarta. Pertemuan itu membahas beberapa hal.
Pertemuan yang tertunda: Ganjar mengatakan dalam pertemuan itu sudah lama direncanakan, namun belum terwujud karena pandemi covid-19.
“Sebenarnya keinginan untuk sowan ke Pak Haedar itu sudah lama, tapi waktu itu masih COVID sehingga tertunda. Ya kira-kira hampir tiga bulan lalu. Kebetulan ini saya lagi di Yogyakarta, saya kontak beliau dan Pak Haedar ada waktu. Tadi silaturahmi dan ngobrol-ngobrol, mumpung saya lagi di Yogyakarta sama anak-anak,” kata Ganjar Kamis (5/5/2022) sore, dikutip Antara.
Hal yang dibahas: Dalam pertemuan itu, Ganjar mengungkapkan banyak hal yang dibicarakan dengan Haedar Nashir. Keduanya membahas masukan tentang ekonomi kecil atau mikro dan usaha kecil menengah (UKM), bagaimana usaha kecil harus mendapatkan perhatian untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Kedua beliau cerita soal politik pertanian, ini menarik, khususnya politik pangan karena disampaikan ada masalah minyak goreng yang musti diselesaikan meskipun apresiasi juga bagus karena pemerintah bisa tegas. Itu hebat,” ujarnya.
Bahas ekonomi: Terkait dengan politik pangan, Ganjar menyebut obrolan lebih fokus pada cara menggerakkan ekonomi dengan kekuatan bangsa, khususnya dari anak-anak kandung Indonesia sendiri misalnya mengenai beberapa komoditas pertanian seperti bawang, kedelai, garam, dan lainnya.
“Itu menjadi cita-cita yang bagus. Terakhir tentu apa pun yang musti dituju ya sila kelima Pancasila, keadilan sosial itu yang mesti diarah. Itu butuh partisipasi seluruh anak bangsa sehingga butuh persatuan. Ya ‘geger’-‘geger’ yang selama ini rasanya butuh duduk bersama, adem saja sih. Tadi ngobrolnya asyik, adem,” kata Ganjar.
Bahas situasi bangsa: Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah Tafsir yang ikut mendampingi silaturahmi menambahkan, beberapa pokok bahasan dalam silaturahmi tersebut yakni pertama terkait situasi kebangsaan, dimana ada tukar pandangan antara Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah dengan Ganjar Pranowo sebagai perwakilan pemerintah.
“Tukar pandangan tadi salam suasana yang sangat sejuk. Tidak ada sesuatu yang saling bertentangan, tapi yang ada harmoni dari kedua tokoh ini,” ujarnya.
Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sangat jelas mengenai situasi kebangsaan seperti yang sering disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah yaitu pemimpin bangsa itu harus berdiri di atas segala golongan dan pemimpin bangsa tidak boleh berpihak pada satu kelompok.
“Kalau istilah Pak Haedar itu, negara tidak boleh bermahzab. Mahzab pemimpin itu ya memayungi semuanya. Itu sudah banyak ditulis oleh Pak Haedar dan itu juga yang disampaikan beliau kepada Pak Ganjar sebagai Gubernur. Itu yang paling pokok,” jelasnya.
Persiapan Muktamar Muhammadiyah: Poin lain yang menjadi pembahasan antara Ganjar dengan Haedar adalah terkait persiapan Muktamar Muhammadiyah. Rencananya muktamar akan diselenggarakan pada tanggal 18-20 November 2022.
“Kedua terkait persiapan Muktamar Muhammadiyah. Bagaimana Jawa Tengah, Pak Gubernur sebagai pemimpin Jawa Tengah, siap mendukung terkait dengan Muktamar Muhammadiyah. Intinya dua itu, persoalan kebangsaan dan terkait persiapan Muktamar Muhammadiyah. Ketiga adalah silaturahmi karena masih suasana lebaran,” ujarnya.
Baca Juga:
Survei Indikator: Ganjar Pranowo Menang Kalau Pilpres Digelar Sekarang
Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Pranowo Teratas, Ungguli Prabowo dan Anies
Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Pranowo Unggul Telak di Jateng dan NTT