Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk menerapkan pola
hidup sehat. Salah satunya dengan berolahraga, untuk menjaga kebugaran dan
meningkatkan imunitas tubuh.
Meski sudah teratur berolahraga, namun terkadang
kebiasaan-kebiasaan yang dapat berisiko mengganggu kesehatan masih sulit untuk
ditinggalkan, misalnya merokok.
Lantas, apa risiko rokok terhadap tubuh? Berikut
penjelasannya dari berbagai sumber.
Daya tahan tubuh menurun:
Dikutip Antara, merokok mempengaruhi
banyak aspek pada tubuh, termasuk daya tahan fisik. Merokok membuat kamu lebih
sedikit dapat oksigen bagi jantung, paru-paru, dan otot sehingga mengurangi
kebugaran.
Karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok, juga
mampu mengikat sel darah merah. Sehingga, oksigen yang seharusnya
didistribusikan ke jantung, paru-paru, otot, dan jaringan tubuh lainnya, tidak
dapat tersalurkan secara maksimal.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan asam laktat, yaitu zat
yang menyebabkan otot terasa lelah, pernapasan lebih berat, dan peningkatan rasa
sakit setelah berolahraga.
“Penurunan oksigen mengurangi daya tahan fisik Anda sehingga
lebih sulit untuk berolahraga dengan baik. Kondisi ini juga membuat Anda
kesulitan dalam menjalankan aktivitas harian seperti naik tangga,” demikian
penjelasan yang dikutip dari Cleveland Clinic.
Detak jantung tinggi:
Tak hanya itu, detak jantung perokok juga lebih tinggi daripada non-perokok.
Sebab, tubuh akan mengalami penurunan kadar oksigen.
Hal itu mengindikasikan jantung kamu harus bekerja lebih
keras, untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Peradangan Tulang dan
Sendi: Banyak yang mengira bahwa, merokok hanya menyebabkan peradangan pada
paru-paru. Namun rupanya, merokok juga mempengaruhi tulang dan sendi kamu.
Hal itu dapat meningkatkan risiko osteoporosis, nyeri punggung, hingga rheumatoidarthritis (peradangan
sendi dan keseleo).
Nah, jika ada keluarga, sahabat, bahkan kamu sendiri
mengalami kesulitan meninggalkan kebiasaan merokok, sebaiknya coba
langkah-langkah berikut untuk kurangi risikonya.
Berhenti merokok:
Dengan potensi risiko yang besar terhadap daya tahan fisik, kamu sebaiknya
berhenti merokok secara total, meskipun tidak mudah. Cobalah untuk
berkonsultasi dengan dokter ataupun konselor maupun para ahli, untuk membantu kamu
berhenti merokok.
“Setelah memutuskan berhenti, mayoritas orang yang menemui
penasihat akan melalui bulan pertama tanpa merokok,” ucap Jennifer Percival,
yang melatih para penasihat dalam program berhenti merokok, seperti dikutip
dari situs resmi nhs.uk.
Namun, jika berhenti merokok secara langsung sulit
dilakukan, cobalah beralih ke produk tembakau yang dipanaskan, vape, maupun
kantong nikotin. Produk-produk alternatif ini lebih rendah risikonya daripada
rokok, karena tidak melalui proses pembakaran.
“Ini memungkinkan kamu untuk memperoleh nikotin tanpa
sebagian besar zat berbahaya dari merokok, karena tidak mengandung TAR atau
karbon monoksida. Penelitian juga telah membuktikan bahwa produk ini membantu kamu
berhenti merokok,” demikian pernyataan NHS di laman resmi mereka.
Rutin Olahraga: Selanjutnya,
kamu dapat mulai olahraga sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik
masing-masing. Jika perlu, bisa melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu,
untuk dapat ‘lampu hijau’.
Jika sudah menemukan program yang sesuai, kamu bisa mulai
rutin melakukan aktivitas olahraga secara reguler. Tidak harus yang berat,
lakukan dulu yang ringan dengan perlahan.
“Misalnya, berjalan selama 10 menit hingga 20 menit dalam 3
atau 4 hari seminggu. Saat kebugaran meningkat, tambahkan durasi dan intensitas
kardio. Dengan olahraga teratur, kamu akan merasa lebih baik,” seperti dikutip
dari livestrong. (rfq)