Gunung Merapi meluncurkan awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara Rabu (9/3/2022) malam. Setidaknya guguran awan panas itu meluncur sebanyak lima kali.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, Merapi meluncurkan awan panas sejak pukul 23.18 hingga pukul 23.53 WIB.
“Jarak luncur kurang lebih lima kilometer ke arah tenggara. Arah angin ke barat laut,” ujar Hanik dikutip Antara.
Awan panas: Hanik mengatakan awan panas kembali turun dari Merapi pada Kamis (10/3/2022) dini hari mulai pukul 11.22 hingga 02.07 WIB. Setidaknya, ada enam kali awan panas muntah selama durasi tersebut.
“Saat ini aktivitas Merapi sudah melandai pasca kejadian awan panas guguran, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran,” imbuh Hanik
Hujan abu: Hanik mengatakan luncuran awan panas tercatat di seismogram memiliki amplitudo maksimal 75 mm dan durasi maksimal 570 detik.
Berdasarkan pantauan Pos Babadan, hujan abu terjadi pada pukul 23.48. Hujan abu berlangsung selama Merapi meluncurkan awan panas tersebut.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di Level III atau Siaga.Hanik menuturkan guguran lava dan awan panas Merapi bisa menimbulkan bahaya di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng.
Bahaya juga bisa datang ke arah serta sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro dan Sungai Gendol.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Warga mengungsi: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan sebanyak 253 warga yang tinggal di lereng Merapi saat ini telah mengungsi.
“Atas adanya peristiwa APG hingga hujan abu vulkanik itu, sebanyak 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip Antara.
Ia mengatakan warga yang mengungsi terdiri atas 60 warga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Baca Juga:
Viral Tarif Parkir Rp350.000 di Yogyakarta, Wakil Wali Kota Hingga Sandiaga Angkat Bicara
Luhut: Pejabat Tidak Profesional Harus Diganti
Tagar #JogjaTidakAman Ramai di Twitter Pasca Pemotor jadi Korban Klitih