Data Bank Indonesia diduga bocor usai diduga diretas oleh pihak tak bertanggung jawab. Kabar peretasan itu mulanya diunggah oleh salah satu platform intelijen bernama Dark Tracer di Twitter. Kamis (19/1) pagi.
Koordinasi dengan BI: Merespons kabar tersebut, Polri mengaku akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk mendalami dugaan kebocoran data tersebut.
“Dikomunikasikan dulu dengan pihak BI terkait dengan isu tersebut,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (20/1).
Dedi belum menanggapi lebih jauh mengenai perkara tersebut. Ia menuturkan kepolisian masih harus memastikan apakah dugaan kebocoran data tersebut benar atau tidak.
Siber Bareskrim: Jika memang data milik BI mengalami kebocoran, kata dia, maka Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait hal tersebut.
“Dipelajari oleh tim siber Bareskrim,” tambah dia.
Kronologi: Informasi peretasan data BI diunggah oleh akun twitter @darktracer_int merupakan salah satu platform intelijen website. Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan peringatan bahwa geng Conti Ransomware mengumumkan “Bank Indonesia” masuk dalam daftar korban.
“'[ALERT] Conti ransomware gang has announced “BANK OF INDONESIA” on the victim list’,” cuit akun tersebut.
Pada ungguhan tersebut juga menampilkan tangkapan layar dari situs gerombolan Conti Ransomware, berupa alamat website https://www.bi.go.id serta alamat Jalan MH Thamrin 2, Jakarta.
Tangkapan layar tersebut juga menampilkan sejumlah file yang dinamai corp.bi.go.id, pada keterangannya tertulis total data 838 dengan file sebesar 487.09 MB.
Baca juga:
Mahfud MD: Ada Obligor BLBI yang Jadikan Laut Sebagai Jaminan
Jadi Tersangka Narkoba, Fico Fachriza Ajukan Rehabilitasi ke BNN
PDIP Resmi Berikan Surat Sanksi Peringatan untuk Arteria Dahlan