Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kelompok lanjut usia (lansia) perlu dipaksa untuk secepatnya menerima suntikan vaksin COVID-19 demi mencegah gelombang lanjutan penularan virus corona baru itu.
“Harus dipaksa untuk lansia secepat-cepatnya, itu salah satu strateginya dan kita akan dorong itu lewat TNI-Polri, mungkin akan agak memaksa sedikit,” kata Budi saat menjadi pembicara dalam Ganesha Policy Podcast Ep.1: “BGS, Kapan COVID-19 Berakhir?”, Rabu (1/12/2021), dikutip Antara.
Mengapa itu perlu: Pasalnya, lansia adalah kelompok yang paling rentan bila terpapar SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, bahkan berisiko paling besar masuk rumah sakit untuk perawatan.
“Vaksinasi harus dipercepat, supaya membuat kita siap kalau misalnya masuk (gelombang ketiga, red.) imunitasnya sudah ada, terutama prioritasnya ke lansia di atas 60 tahun,” kata Budi.
Baru 55 persen: Budi mengatakan dari total sekitar 20 juta jiwa lebih populasi lansia di Indonesia, cakupan vaksinasi COVID-19 yang tercapai sampai saat ini baru berkisar 11 juta jiwa. Padahal lansia merupakan kelompok rentan, dengan angka kematiannya juga tinggi.
Butuh strategi khusus: Budi mengakui upaya membujuk lansia untuk mau divaksin membutuhkan strategi khusus, salah satunya dengan melibatkan TNI-Polri hingga tenaga kesehatan.
“Jadi mohon bantuan teman-teman sekalian, lansia ini susah nyuntiknya. Kadang-kadang lansia yang anaknya dokter juga dia nggak yakin mau vaksin,” katanya.
Berpotensi Picu Ledakan: Berdasarkan pengalaman gelombang lanjutan COVID-19 di Eropa, kata Budi, masyarakat yang menolak vaksinasi menjadi salah satu pemicu ledakan kasus di sejumlah negara. Untuk itu, Budi meminta bantuan aparat maupun nakes untuk membantu pemerintah meyakinkan masyarakat agar cepat divaksin, terutama lansia.
“Gara-gara banyak orang nggak mau divaksin, mereka nggak percaya bahwa vaksin itu bisa melindungi mereka, akibatnya mereka rawan kena malah menularkan ke orang lain,” katanya. (zal)
Baca Juga: